Rabu, 2 Jul 2025
Rabu, 2 Juli 2025

Aplikasi Akan Digunakan untuk Memetakan Potensi Calon Siswa Sekolah Rakyat

astakom, Jakarta – Ketua Tim Formatur Sekolah Rakyat Prof. M. Nuh menyatakan, pemetaan calon siswa berbasis kecerdasan buatan akan digunakan sebagai salah satu instrumen dalam penyelenggaraan Sekolah Rakyat.

“Alhamdulillah kita bertemu tokoh yang memberikan pandangan tentang ada satu sistem yang kalau diterapkan, cost, energy, waktu efficiency-nya bagus, yaitu talenta mapping berbasis artificial intelligence,” ujar M. Nuh, di Kantor Kementerian Sosial, Jakarta, Selasa (1/7).

Penggunaan instrument tersebut, menurut M. Nuh, alasannya karena tesis sederhana. Yakni, setiap ciptaan Tuhan tak ada yang percuma dan pasti ada keunggulannya.

“Masa lalu jarang atau susah sekali untuk mengetahui keunggulan spesifik tiap anak,” katanya. Prof Nuh memberi contoh analogi di dunia kedokteran. Tiap orang yang sakit kepala pasti akan diberi obat generik. Padahal, tiap orang berbeda-beda.

“Di dunia Pendidikan juga sama. 30 anak di dalam kelas, pelajarannya sama persis. Padahal tiap anak punya karakteristik sendiri,” katanya.

Ia menuturkan untuk mengetahui karakteristik anak selama ini membutuhkan waktu dan biaya yang luar biasa. Saat ini, ia menyebut Ary Ginanjar sudah menyiapkan alat untuk memetakan karakteristik dan potensi anak di Sekolah Rakyat.

“Dalam Waktu singkat, cost eficiency-nya bagus, dampaknya luar biasa,” katanya. Ia memastikan tiap anak Sekolah Rakyat akan dipetakan potensi dan talentanya. Sehingga, pengarahannya akan lebih tepat.

“Saya akan beri ilustrasi, sapi kaya apapun, meskipun dia angkat beban 1000 kilo bisa, disuruh terbang dia minta ampun. Burung pipit dikasih beban minta ampun, disuruh terbang dia berangkat,” katanya.

Tak hanya itu, M. Nuh ingin menemukan secara spesifik talenta anak di Sekolah Rakyat tak hanya pada 4 kuadran. Tapi, tiap kuadran bisa diketahui lebih spesifik lagi talenta seseorang.

“Dari situ kita berharap anak-anak Sekolah Rakyat karena dia sudah lama berada di kubangan itu, dia ingin segera lompat dari kubangan,” kata M. Nuh memberi ilustrasi.

M. Nuh juga bersyukur, Ary mengulurkan tangannya dan mempersilakan Sekolah Rakyat untuk menggunakan sistem yang telah dibuat. Lantaran menurutnya, Ary ingin membuktikan anak-anak tersebut memiliki potensi yang luar biasa.

“Ini sistem pertama kali yang Pak Ary ulurkan, dimana-mana belum ada, silakan pakai di Sekolah Rakyat,” katanya.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Sosial, Saifullah Yusuf memastikan pembelajaran Sekolah Rakyat di 100 titik pertama dimulai pada 14 Juli 2025.

Untuk mendukung pembelajaran, ia mengatakan Sekolah Rakyat akan dilengkapi berbagai instrumen yang diperlukan termasuk pemetaan calon siswa.

“Hari ini Pak Nuh mengajak sahabatnya pak Ary Ginanjar bertemu dengan kita untuk juga mendiskusikan tentang beberapa hal,” kata Mensos yang akrab disapa Gus Ipul itu.

Gus Ipul mengatakan saat ini Sekolah Rakyat masuk tahap finalisasi rekrutmen guru, tenaga kependidikan, hingga kurikulum. Kurikulum yang hampir final tersebut dirancang Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah.

“Tapi, kurikulum itu perlu dilengkapi dengan modul, instrumen-instrumen lain agar nanti proses pembelajarannya benar-benar tepat sasaran,” jelasnya.

Gus Ipul juga menuturkan siswa yang direkrut tidak akan ditolak dan tidak perlu melewati tes akademik. Para siswa hanya dipastikan lolos administrasi dan akan dicek kesehatannya.

“Misalnya ada yang miliki penyakit menular akan disembuhkan lewat pendekatan medis dan bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan,” katanya.

Menurut Gus Ipul, Kemensos menggunakan aplikasi Manajemen Talenta untuk memetakan siswa Sekolah Rakyat. Adapun Manajemen Talenta memetakan siswa berdasarkan potensi dan gaya belajar, karir dan jurusan, interaksi sosial, ekstrakurikuler, dukungan emosional, dan roadmap pembangunan.

“Hari ini kita diskusi, dan alhamdulillah banyak sekali dari berbagai kalangan memberikan masukan,” imbuh Gus Ipul.

Sementara pendiri ESQ Corp Ary Ginanjar memuji ide besar Presiden Prabowo Subianto soal tak ada tes akademik untuk siswa yang akan masuk ke Sekolah Rakyat. Ia menyebut ini ide sebagai kejutan untuk Indonesia dan dunia.

“Selama ini kita hanya mengukur Intelligence Quotient (IQ)-nya berapa, sekolahnya bagaimana,” tandas Ary.

Menurutnya, lewat pemetaan potensi berbasis AI ini dapat diketahui siapa yang jenius dan di bidang apa. Ia mencontohkan di Indonesia ada banyak Rudi, misalnya Rudi Hadisuwarno, Rudi Chaerudin, hingga Rudi Hartono.

“Tidak semua Rudi sama. Sehingga, nanti anak-anak dari sekolah ini mereka akan teridentifikasi dari awal, termasuk gurunya teridentifikasi,” katanya.

Ia menambahkan lewat pemetaan ini, ada peningkatan potensi sebesar 744 persen sesuai penelitian dari Nebraska University. “Kita berharap justru dari Sekolah Rakyat, lahir Indonesia yang memiliki generasi emas 2045,” pungkas Ary Ginanjar.

Rubrik Sama :

Menhut Raja Juli: Naik Gunung Jangan Fomo, Jangan Disamakan di Mall

astakom, Jakarta- Raja Juli Antoni Menteri Kehutanan (Menhut) menegaskan pemerintah akan memperketat pengawasan dan mengevaluasi total prosedur keselamatan pendakian gunung agar tak lagi dijadikan...

Dukung Asta Cita Presiden, BPH Migas Perkuat Sinergi Hulu-Hilir

BPH Migas berkomitmen untuk memperkuat sinergi sektor hulu dan hilir minyak dan gas bumi (migas).

Sri Mulyani Komitmen Jaga Pertumbuhan Ekonomi 2025 di Kisaran 5 Persen

Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati menyatakan komitmennya untuk menjaga ekonomi Indonesia pada tahun 2025 tetap tumbuh di kisaran 5 persen.

Gemira Dukung Penuh Pengesahan RUU Perampasan Aset, Jalan Keadilan untuk Rakyat

Sekjen Gerakan Muslim Indonesia Raya (Gemira), Sudarto menyatakan dukungan penuh terhadap pengesahan Rancangan Undang-Undang (RUU) Perampasan Aset sebagai langkah tegas negara dalam melawan praktik korupsi dan mengembalikan hak-hak rakyat.
Cover Majalah

Update