astakom, Jakarta – Pemerintah menyiapkan langkah-langkah besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional hingga 8 persen pada 2029, sebagai bagian dari peta jalan menuju Indonesia Emas 2045.
Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Setia Diarta menyebut, bahwa fokus utama pemerintah adalah hilirisasi industri, percepatan digitalisasi ekonomi, dan transisi menuju energi bersih yang berkelanjutan.
Baca juga
“Salah satu upayanya adalah peresmian 37 proyek ketenagalistrikan dengan kapasitas lebih dari 3.200 megawatt. Ini bukan sekadar pembangunan infrastruktur, melainkan penguatan daya saing industri nasional dengan basis energi bersih,” ujarnya dalam keterangannya, dikutip astakom.com, Minggu (29/6).
Selain aspek energi, pemerintah juga menargetkan nilai ekonomi digital sebesar USD120 miliar pada 2025 dan USD400 miliar pada 2030. Proyeksi ini mencerminkan keseriusan pemerintah dalam mengembangkan pertumbuhan inklusif dan berkelanjutan.
“Ini mencerminkan komitmen untuk membangun pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan, serta membuka peluang besar bagi sektor industri manufaktur dan teknologi,” ujar Setia.
Transisi menuju Net Zero Emission 2060 pun terus digarap serius. Pemerintah mendorong pengembangan pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT) seperti energi surya, panas bumi, air, angin, dan bioenergi. Penguatan industri pendukung EBT juga terus dilakukan.
“Kami mendorong pengembangan industri pendukung EBT seperti sel surya, baterai, panel kontrol, generator, turbin air, dan turbin angin. Kami juga berharap perusahaan seperti Schneider Electric dapat berperan aktif dalam pengembangan komponen energi terbarukan ini,” imbuh Setia.
Sebagai bentuk konkret dari strategi tersebut, peresmian pabrik ketiga Schneider Electric di Cikarang menjadi contoh nyata. Pemerintah menilai pabrik ini mampu memperkuat kemandirian sektor industri sekaligus mendukung agenda keberlanjutan nasional.
Kemenperin optimistis, keberadaan pabrik tersebut akan menciptakan lebih banyak investasi berkualitas dan mempercepat transformasi ekonomi. “Inilah momentum untuk bangkit, berinovasi, dan menunjukkan bahwa anak bangsa mampu bersaing di ranah teknologi tinggi,” tandasnya.