Kamis, 14 Agu 2025
Kamis, 14 Agustus 2025

Pakar Dorong Tenaga Pendidik Jadikan AI Sebagai Co-Pilot Pendidikan

astakom, Jakarta – Pesatnya perkembangan kecerdasan buatan atau artificial inteligence (AI) menjadi tantangan baru sekaligus peluang bagi dunia pendidikan.

Kehadirannya dalam kehidupan sehari-hari mulai dari pekerjaan, belajar, hingga komunikasi telah mengubah cara generasi muda menyerap dan memproduksi pengetahuan.

Namun, apakah sistem pendidikan siap menyikapinya?

Pakar Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Strategi Pembelajaran, Endro Dwi Hatmanto menilai, bahwa pemanfaatan AI di dunia pendidikan tak bisa dihindari.

Namun menurutnya, AI seperti ChatGPT seharusnya tidak diposisikan sebagai pengganti otak manusia, tetapi sebagai mitra belajar yang aktif.

“AI seharusnya tidak diposisikan sebagai pengganti otak manusia, melainkan sebagai co-pilot dalam proses pembelajaran,” kata Endro dalam keterangan tertulis, dikutip astakom.com, Minggu (29/6).

Endro menjelaskan, tantangan utama bukan pada teknologinya, melainkan kesiapan sistem pendidikan dan tenaga pengajar untuk mengarahkan penggunaan AI secara produktif.

Pria yang juga berprofesi sebagai dosen Bahasa Inggris di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) ini menggarisbawahi bahwa pelarangan total terhadap AI justru menjadi bentuk penghindaran terhadap kenyataan revolusi teknologi yang sedang berlangsung.

“Yang kita perlukan adalah kebijakan yang mendorong eksplorasi, kreativitas, dan inovasi, bukan yang membatasi ruang belajar,” tegasnya.

Menurut Endro, tenaga pendidik harus berani berinovasi dalam metode pengajaran. Ia lantas mencontohkan, tugas-tugas yang dirancang sebaiknya mendorong mahasiswa untuk menggunakan AI secara reflektif dan kritis, bukan sekadar menyalin hasilnya.

“Misalnya, dosen bisa merancang tugas yang mendorong mahasiswa menggunakan AI secara reflektif, bukan sekadar menyalin hasil, tetapi mengkritisi, membandingkan dengan sumber lain, serta menyajikan analisis berdasarkan sudut pandang pribadi,” jelasnya.

Untuk mendukung hal ini, literasi AI menjadi aspek penting yang harus diperkuat. Endro menilai, banyak pendidik dan peserta didik yang belum memahami secara utuh bagaimana AI bekerja dan bagaimana dampaknya terhadap cara berpikir.

“Untuk itu, pelatihan dan sosialisasi menjadi kebutuhan mendesak agar pemanfaatan AI dilakukan dengan sadar, bijak, dan proporsional.“ tegasnya.

Menurut Endro, AI bisa menjadi mitra pembelajaran yang memperkuat kualitas intelektual generasi muda, jika pendekatannya dilakukan dengan tepat.

Rubrik Sama :

Angkat Budaya Gayo, Film ‘Black Coffee’ Mendapat Apresiasi Menteri Ekraf

astakom.com, Jakarta – Menteri Ekonomi Kreatif (Ekraf) Teuku Riefky Harsya menilai, film-film hiperlokal bisa dinikmati secara nasional, bahkan bisa ikut serta ke festival internasional...

JMFW 2026 Diluncurkan, Busan: Kukuhkan Jakarta Kiblat Tren Modest Fashion Masa Depan

astakom.com, Jakarta – Menteri Perdagangan Budi Santoso meluncurkan ajang modest fashion Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) 2026, di Jakarta, Selasa, (12/8). Peluncuran ini sekaligus menandai...

Luncurkan Prangko Para Pendiri bangsa, Menbud: Penghormatan kepada Tokoh Penuntun Arah Kemerdekaan

astakom, Jakarta – Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengatakan, prangko merupakan jembatan diplomasi yang menghubungkan berbagai bangsa. Lebih dari sekadar benda pos, prangko menjadi arsip...

Legislator Usul Sejarah dan Sastra Jadi Mata Pelajaran Wajib di Sekolah dalam RUU Sisdiknas

astakom.com, Jakarta - Anggota Komisi X DPR RI Bonnie Triyana mengusulkan agar mata pelajaran Sejarah dan Sastra dijadikan mata pelajaran wajib dalam revisi Undang-Undang...

Terkini

Viral

Videos