astakom, Jakarta – Negara-negara maju sedang berpacu menciptakan jet tempur generasi ke-6, pesawat supercanggih yang dirancang untuk mendominasi langit pada dekade-dekade mendatang. Tak hanya mengandalkan kecepatan dan kemampuan siluman, jet generasi baru ini juga dilengkapi kecerdasan buatan, drone pendamping, dan sistem tempur jaringan yang terintegrasi.
Amerika Serikat: NGAD – Boeing F‑47
Amerika Serikat menjadi negara pertama yang secara resmi menetapkan pemenang proyek jet tempur generasi ke-6 melalui program Next Generation Air Dominance (NGAD). Pada 21 Maret 2025, Departemen Pertahanan AS memilih Boeing sebagai pengembang utama pesawat tempur baru yang diberi nama F‑47, sebagai penerus F‑22 Raptor.
Baca juga :
Tidak ada rekomendasi yang ditemukan.
“F‑47 akan memastikan dominasi udara jauh ke abad ke-21,” ujar seorang pejabat Angkatan Udara Amerika Serikat (USAF) dalam konferensi pers, dikutip dari AP News dan Business Insider.
Jet ini dilengkapi dengan teknologi siluman tingkat lanjut, kecepatan lebih dari Mach 2, jangkauan operasional lebih dari 1.000 mil laut, serta kemampuan untuk memimpin dan mengendalikan armada drone pendamping atau “loyal wingman.”
Berdasarkan laporan Wikipedia dan DefenseOne, lebih dari 1.000 unit drone otonom direncanakan sebagai bagian dari ekosistem F‑47, dengan kemampuan meliputi serangan elektronik, pengintaian, hingga serangan presisi.
GCAP: Kolaborasi Inggris, Italia, dan Jepang
Sementara itu, Inggris, Italia, dan Jepang tengah mengembangkan jet generasi ke-6 melalui program Global Combat Air Programme (GCAP). Jet ini dijadwalkan mulai diproduksi pada 2035, menggantikan Eurofighter Typhoon dan Mitsubishi F‑2.
Menurut laporan The Guardian, yang dikutip oleh Astakom, proyek GCAP memiliki nama prototipe internal “Excalibur”, dengan demonstrator pertama akan diuji terbang pada 2026.
Menteri Pertahanan Inggris dalam wawancara menekankan bahwa GCAP adalah langkah untuk “menjaga otonomi teknologi pertahanan di tengah ketegangan global.”
FCAS: Jet Siluman Eropa Masa Depan
Eropa juga tidak tinggal diam. Kolaborasi antara Prancis, Jerman, dan Spanyol dalam program Future Combat Air System (FCAS) menjadi rival utama GCAP. Jet FCAS ditargetkan untuk operasional penuh pada 2040, dengan fitur unggulan seperti drone swarm, cloud tempur (combat cloud), serta AI tempur terintegrasi.
Dalam laporan Reuters seperti dikutip oleh Astakom, CEO Airbus Defence bahkan menyarankan penggabungan GCAP dan FCAS agar Eropa tidak membagi kekuatan dan mampu bersaing dengan AS dan Tiongkok.
Apa yang Membedakan Jet Tempur Generasi ke-6?
- Siluman generasi lanjut : Mampu menghindari radar generasi terbaru dan sensor multi-spektrum
- AI & sensor fusion : Penggabungan data medan tempur secara real-time dengan bantuan kecerdasan buatan
- Manned-Unmanned Teaming : Jet berfungsi sebagai pusat komando untuk drone tempur dan pengintai
- Sistem tempur terintegrasi : Terhubung dalam jaringan elektronik dan siber secara simultan
- Operasi multirole : Mendukung peran superioritas udara, serangan elektronik, dan misi luar angkasa
Para analis pertahanan menilai bahwa pengembangan jet generasi ke-6 tidak hanya soal keunggulan udara, tetapi juga penguasaan sistem informasi tempur global. Dalam konflik modern, pesawat ini diharapkan mampu mengoordinasikan drone otonom, mengelola perang elektronik, dan mengeksekusi misi tanpa kontak langsung.
Menurut Institute for Strategic Studies (IISS), “Generasi keenam bukan hanya pesawat, tetapi ekosistem senjata cerdas dan drone otonom yang dikendalikan oleh sistem AI terpadu.”