astakom, Jakarta – Wakil Ketua DPR RI, Cucun Ahmad Syamsurijal menyuarakan pentingnya pemerintah membentuk Direktorat Jenderal (Ditjen) Pesantren di bawah Kementerian Agama (Kemenag).
Menurutnya, negara memang perlu hadir secara konkret dalam pengelolaan pendidikan pesantren yang kini jumlahnya telah mencapai lebih dari 350 lembaga di seluruh Indonesia.
Baca juga
“Saya sebagai Wakil Ketua DPR RI mengapresiasi langkah PKB dengan pemerintah di bawah pemerintahan Pak Prabowo, kita mengapresiasi para menterinya juga turun dan sangat konsen, karena bukan jumlah kecil lembaga pesantren ini. Kami DPR sangat men-support,” kata Cucun, dikutip astakom.com, Kamis (26/6).
Pernyataan tersebut disampaikan dalam acara International Conference on the Transformation of Pesantren (ICTP) yang digelar oleh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Cucun menilai, keberadaan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2019 tentang Pesantren sudah menjadi landasan kuat untuk membentuk struktur khusus yang lebih fokus dalam menangani pesantren.
“Dan nanti, apa terobosan-terobosan yang perlu regulasi, kita sudah punya Undang-Undang 18 tahun 2019 ini, itu menjadi satu upaya hukum cantolan,” ungkapnya.
Menurutnya, negara selama ini belum maksimal dalam mengakomodasi kebutuhan pesantren melalui anggaran pendidikan yang tersedia. Padahal, kata dia, konstitusi telah mengamanatkan 20 persen dari APBN dialokasikan untuk pendidikan.
“Saya sendiri melihat bagaimana postur anggaran yang ada, padahal 20 persen lho amanat konstitusi anggaran pendidikan. Tidak ada negara melihat dari 20 persen itu nomenklatur yang ada khusus misalkan untuk pesantren, nah belum ada,” ujarnya.
Ia pun berharap adanya peta jalan atau roadmap yang jelas dan konkret untuk transformasi pesantren menuju peran yang lebih besar dalam pembangunan bangsa.
“Jelas, kita akan dorong. Ini baru 350 pesantren, yang pasti semua ingin kehadiran pesantren ada, negara bisa hadir, bisa melihat bagaimana entitas pesantren punya peran penting terhadap pembangunan karakter anak bangsa,” tegasnya.
Menurut Cucun, santri hari ini telah banyak yang bertransformasi, tidak hanya menjadi ahli agama, tetapi juga bergerak di berbagai bidang seperti ekonomi, pemerintahan, dan teknologi.
“Sudah bisa bergeser ada yang ke akuntan bahkan memahami bagaimana ilmu manajemen keuangan negara, ada juga ke pemerintahan,” ungkapnya.