astakom, Jakarta – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) tak hanya bermanfaat untuk pemenuhan gizi masyarakat, namun juga mulai dipandang sebagai peluang baru dalam memperkuat ekonomi hijau.
Anggota Komisi IX DPR RI, Nurhadi menyambut baik langkah pemanfaatan limbah minyak jelantah dari dapur MBG untuk dijual sebagai bahan baku bioavtur.
Baca juga
“Langkah ini bagus, mendukung gerakan keberlanjutan dan ekonomi hijau. Dengan dijual untuk menjadi bioavtur, tentu ada kebermanfaatan baru,” kata Nurhadi dalam keterangannya, dikutip astakom.com, Kamis (26/6).
Pernyataan ini menanggapi informasi dari Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, yang menyebut bahwa dapur MBG melalui Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) setiap bulannya menggunakan sekitar 800 liter minyak goreng.
Dari jumlah tersebut, sekitar 550 liter atau 71 persen di antaranya menjadi minyak jelantah. Potensi inilah yang kemudian dijajaki sebagai sumber bahan baku bioavtur, yakni bahan bakar terbarukan untuk penerbangan.
Menurut data BGN, minyak jelantah hasil dapur MBG dapat dijual dengan harga sekitar Rp 7.000 per liter. Nilai tersebut membuka peluang tambahan pendapatan dari limbah yang sebelumnya dianggap tak berguna.
Nurhadi pun memberikan dukungan atas inisiatif ini, selama dijalankan dengan prinsip keberlanjutan dan keadilan. Ia menegaskan bahwa selain potensi ekonominya, penting bagi pemerintah untuk memastikan bahwa proses pengelolaan dan penjualan dilakukan secara transparan.
“Jadi ya kita dukung, dan kita harus fair, kalau memang programnya baik, ya kita apresiasi. Tapi kalau ada catatan, tentu harus dievaluasi,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Nurhadi mendorong agar pemanfaatan limbah tidak berhenti pada minyak jelantah saja. Menurutnya, program MBG yang berjalan setiap hari di berbagai wilayah Indonesia juga menghasilkan limbah lain seperti sisa makanan dan sampah plastik yang bisa dikelola untuk memperkuat ekonomi sirkular nasional.
“Ini harus dikelola secara terstruktur agar program MBG benar-benar optimal, tidak hanya dalam aspek gizi, tapi juga lingkungan,” ujar legislator asal Dapil Jawa Timur VI itu.
Dengan pengelolaan yang tepat, Nurhadi meyakini bahwa program MBG dapat berkontribusi besar tidak hanya untuk kesehatan anak bangsa, tetapi juga untuk masa depan ekonomi hijau Indonesia.
“Kalau ini dikelola dengan benar, MBG bukan hanya memberi makan anak-anak Indonesia, tapi juga memberi makan program ekonomi hijau,” tutupnya.