astakom, Jakarta – Wakil Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Wamenko Polkam), Lodewijk Freidrich Paulus menegaskan pentingnya peran aktif pemerintah daerah (pemda) dalam menjaga stabilitas nasional dan menjawab tantangan geopolitik global yang semakin kompleks.
Hal ini disampaikan Lodewijk saat memberikan materi dalam Orientasi Kepemimpinan bagi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Tahun 2025 Gelombang II, yang digelar di Bandung, Selasa (24/6).
Baca juga
Dalam pidatonya, Lodewijk menyoroti kebutuhan mendesak akan sinergi antara pemerintah pusat dan daerah, di tengah dinamika geopolitik yang dapat berdampak langsung terhadap ketahanan nasional.
Ia menyebut, pemda bukan hanya sekadar pelaksana teknis, melainkan pilar utama dalam menyukseskan kebijakan strategis dan menjaga stabilitas politik dan keamanan nasional.
“Diharapkan Pemerintah Daerah tidak hanya menjadi ujung tombak negara dalam menciptakan sinkronisasi kebijakan strategis guna tercapainya target-target pembangunan, namun berperan dalam menjaga stabilitas keamanan nasional,” tegasnya, dikutip astakom.com, Kamis (26/6).
Ia juga mengingatkan bahwa ancaman global saat ini bukan sekadar isu asing, tetapi turut membayangi keutuhan bangsa. Isu-isu seperti perebutan sumber daya alam, akses dagang, hingga konflik di berbagai kawasan seperti Malaysia-Myanmar, Amerika-China, dan Israel-Iran harus diantisipasi secara taktis.
“Negara ini masih memiliki banyak tantangan yang perlu dihadapi bersama dan membutuhkan kerjasama antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah guna menciptakan sinkronisasi kebijakan strategis dalam mencapai target-target pembangunan nasional,” ujar Lodewijk.
Wamenko Polkam juga menyinggung peran Indonesia di kawasan regional dan internasional, termasuk keterlibatannya dalam ASEAN+3 yang menggandeng Jepang, China, dan Korea Selatan sebagai mitra strategis. Dalam konteks ini, prinsip politik luar negeri bebas aktif tetap menjadi fondasi.
Lebih jauh, ia menekankan bahwa penyelarasan visi antara Presiden hingga kepala daerah merupakan kunci untuk mencapai tujuan bersama tanpa mengorbankan otonomi daerah.
“Diharapkan kegiatan retret ini bertujuan memperkuat pemahaman kepala daerah terhadap fungsi pemerintahan serta memastikan sinkronisasi dengan visi Presiden Prabowo Subianto, sehingga Visi Indonesia Emas 2045 dapat sama-sama kita capai,” tegasnya.
Terakhir, Lodewijk mengingatkan pentingnya harmoni dalam kehidupan sosial masyarakat, termasuk toleransi antarumat beragama dan keseimbangan dengan alam serta budaya.
“Pentingnya memperkuat penyelarasan kehidupan yang harmonis dengan lingkungan, alam, dan budaya, serta peningkatan toleransi antarumat beragama untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur,” tutupnya.