Rabu, 25 Jun 2025
Rabu, 25 Juni 2025

Kamera Digital Terbesar di Dunia Ungkap Foto Perdana Alam Semesta

astakom, Chile – Sebuah tonggak sejarah sains luar angkasa resmi dimulai. Vera C. Rubin Observatory, observatorium berbasis di Pegunungan Andes, Chile, telah merilis gambar pertama hasil tangkapan kamera digital terbesar di dunia, menandai awal misi 10 tahun untuk mengungkap misteri alam semesta.

Dalam waktu kurang dari 11 jam observasi uji coba, observatorium ini telah menangkap jutaan galaksi, ribuan asteroid, serta fenomena kosmik yang belum pernah terlihat sebelumnya.

“Rubin Observatory adalah investasi sains yang akan menjadi fondasi pengetahuan baru bagi generasi masa depan,” ujar Michael Kratsios, Direktur Kantor Kebijakan Sains dan Teknologi Gedung Putih, seperti dikutip Astakom.

Rubin Observatory dirancang untuk menjawab pertanyaan terdalam tentang materi gelap, energi gelap, hingga asal-usul gerak benda langit. Dengan teleskop 8,4 meter dan kamera ultra-resolusi setara 45 kali ukuran Bulan penuh, observatorium ini akan memindai seluruh langit selatan setiap tiga hingga empat malam sekali.

“Rubin akan merekam lebih banyak data dari seluruh teleskop optik sepanjang sejarah manusia,” kata Brian Stone dari NSF.
“Kami benar-benar memasuki masa keemasan sains Amerika,” tambah Harriet Kung dari DOE.

Keduanya menyampaikan hal tersebut dalam rilis pers yang dikutip oleh Astakom.

Kamera utama Rubin, seukuran mobil kecil dan berbobot hampir 3 ton, dikembangkan oleh SLAC National Accelerator Laboratory. Dalam satu dekade ke depan, Rubin diperkirakan akan menghasilkan lebih dari 500 petabyte data, setara dengan miliaran objek dan triliunan pengukuran astronomi.

“Sekarang saatnya untuk menekan tombol kamera dan mulai menjelajah,” ucap Aaron Roodman, Direktur LSST Camera.

Dalam uji coba awalnya, Rubin sudah berhasil mengidentifikasi 2.104 asteroid baru, termasuk tujuh asteroid dekat Bumi (semuanya dinyatakan aman). Sebagai pembanding, seluruh observatorium lain di dunia rata-rata hanya menemukan 20.000 asteroid per tahun.

Ratusan Watch Party di seluruh dunia dari planetarium, museum, universitas hingga komunitas astronomi amatir ikut menyaksikan peluncuran gambar perdana Rubin.

“Rubin adalah awal dari revolusi dalam ilmu astronomi,” kata Matt Mountain, Presiden AURA, dalam pernyataan yang diterima redaksi Astakom.

Rubin juga menyediakan platform edukasi daring yang memungkinkan publik, pelajar, dan pengajar untuk mengakses data astronomi interaktif secara real-time.

Misi Rubin Observatory, Legacy Survey of Space and Time (LSST), akan menciptakan semacam “film ultra-HD” dari langit malam, menampilkan bintang meledak, komet melintas, hingga objek antar bintang yang belum pernah diketahui sebelumnya.

“Ini adalah titik awal dari era penemuan baru,” ujar Željko Ivezić, Direktur Pembangunan Rubin.

Rubrik Sama :

Empat Siswa Terbaik Wakili Indonesia di Olimpiade AI Internasional 2025

astakom, Jakarta - Indonesia akan mencatatkan sejarah baru dengan mengirimkan delegasi pertamanya ke ajang International Olympiad in Artificial Intelligence (IOAI) 2025, sebuah kompetisi internasional...

WaSPP Diluncurkan di Yogyakarta, Indonesia Jadi Pemimpin Surveilans Pandemi

astakom, Yogyakarta - Indonesia kini memegang peran kunci dalam strategi global pencegahan pandemi. Ini ditandai dengan peluncuran resmi program Wastewater Surveillance for Pandemic Prevention...

Starship Meledak Saat Uji Coba: SpaceX Hadapi Kegagalan Keempat Berturut-turut

astakom, Texas - Roket Starship milik SpaceX kembali mengalami insiden serius setelah meledak saat menjalani uji coba di fasilitas pengujian perusahaan di Starbase, Texas,...
Cover Majalah

Update