astakom, Jakarta – Laporan Bank Dunia terbaru menyoroti sektor perumahan sebagai salah satu kunci pertumbuhan ekonomi inklusif di Indonesia. Hal itu sejalan dengan program pemerintah yang menargetkan pembangunan 3 juta rumah per tahun.
Ekonom Utama Bank Dunia di Indonesia, Habib Rab menilai, bahwa program perumahan yang didukung oleh investasi publik sebesar US$3,8 miliar itu dapat menjadi katalisator pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif.
Baca juga
“Program perumahan Indonesia tidak hanya tentang membangun rumah, tetapi juga tentang membangun ekonomi yang lebih kuat dan lebih inklusif,” tegas Habib dalam laporan Indonesia Economic Prospects (IEP) edisi Juni 2025, yang dikutip astakom.com, Selasa (24/6).
Bahkan, kata dia, program yang menjadi bagian dari Asta Cita Presiden RI Prabowo Subianto itu tersebut diproyeksikan mampu menciptakan lebih dari 2,3 juta lapangan kerja, dan memobilisasi modal swasta senilai US$2,8 miliar.
Selain meningkatkan kondisi hunian, strategi ini juga mendorong pertumbuhan ekonomi nasional dari sisi permintaan dan penciptaan pekerjaan.
Laporan IEP World Bank terbaru itu tak hanya memberikan gambaran terkait prospek ekonomi Indonesia ke depan, tetapi juga memberikan rekomendasi empat langkah utama, yakni memperluas investasi dalam perumahan dan infrastruktur, mereformasi pembiayaan perumahan umum, memasukkan ketahanan bencana dalam kebijakan perumahan, dan memperkuat koordinasi lintas sektor.
“Dengan mengutamakan masyarakat dan menyelaraskan kebijakan perumahan dengan infrastruktur, keuangan, dan ketahanan bencana, Indonesia dapat membuka jalan baru menuju kesejahteraan,” tambah Habib.
Selain itu, Bank Dunia juga menegaskan bahwa kebijakan fiskal yang disiplin, stabilitas makroekonomi, dan penguatan penyangga keuangan, tetap menjadi syarat mutlak dalam menghadapi ketidakpastian global di tahun-tahun mendatang.