Kamis, 14 Agu 2025
Kamis, 14 Agustus 2025

Ancaman Penutupan Selat Hormuz Guncang Pasar Kripto

astakom, Jakarta – Ketegangan geopolitik di Timur Tengah kembali menjadi momok bagi pasar global, khususnya pasar derivatif seperti aset kripto (cryptocurrency).

Isu terbaru soal kemungkinan penutupan Selat Hormuz oleh Iran menambah ketidakpastian yang sudah tinggi sejak serangan militer Amerika Serikat (AS) ke wilayah Iran pada akhir pekan lalu.

Pasalnya, Selat Hormuz merupakan jalur vital pengiriman minyak dunia, di mana lebih dari 20 persen ekspor minyak global melintasinya. Rencana penutupan selat ini pun memicu reaksi pasar yang ekstrem.

Dukungan Parlemen Iran Picu Gejolak

Mengutip Coindesk, kecemasan pelaku pasar melonjak setelah parlemen Iran secara bulat menyatakan dukungan terhadap opsi penutupan Selat Hormuz. Sentimen tersebut langsung tercermin pada pergerakan harga sejumlah token kripto.

Salah satu token yang mencuri perhatian adalah meme coin bertema minyak, OIL, yang melonjak lebih dari 400 persen hanya dalam sehari, tepat setelah kabar penutupan selat mencuat pada Minggu kemarin.

Berdasarkan data dari DEXTools, lonjakan ini terjadi dalam waktu singkat, menunjukkan betapa sensitifnya pasar terhadap perkembangan geopolitik.

Meski demikian, token OIL tergolong aset spekulatif. Ia tidak memiliki whitepaper, utilitas yang jelas, maupun roadmap pengembangan. Kenaikan harganya lebih disebabkan oleh spekulasi pasar dibandingkan fundamental proyek.

Fenomena ini mengingatkan pada pola pump-and-dump yang kerap terjadi di sektor kripto. Lonjakan harga yang tajam berisiko diikuti oleh koreksi mendalam. Oleh karena itu, investor disarankan tetap waspada dan tidak terpancing euforia sesaat.

Ancaman Krisis Ekonomi Global

Isu penutupan Selat Hormuz tak hanya berdampak pada pasar energi, tetapi juga berpotensi memicu krisis ekonomi global baru.

Negara-negara pengimpor minyak seperti Amerika Serikat, India, Jepang, dan kawasan Eropa diperkirakan akan menghadapi lonjakan inflasi dan tekanan ekonomi yang meningkat.

Menurut analisis dari Indodax, volatilitas pasar aset digital seperti Bitcoin, stablecoin, hingga token bertema energi diperkirakan tetap tinggi selama konflik di kawasan tersebut terus berkembang, seiring meroketnya harga minyak dunia.

Rubrik Sama :

Perkuat Pembangunan Berkelanjutan, Indonesia dan PBB Luncurkan UNSDCF 2026-2030

Jakarta, astakom.com – Pemerintah Indonesia bersama Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) resmi meluncurkan Indonesia-United Nations Sustainable Development Cooperation Framework (UNSDCF) 2026-2030 di Gedung Bappenas, Jakarta, Rabu...

Bertemu Presiden Peru, Puan: Mereka Berharap Kerja Sama Machu Picchu-Candi Borobudur dan Pertanian

astakom.com, Jakarta – Ketua DPR RI Puan Maharani menyatakan, DPR RI akan selalu mendukung upaya dari Presiden RI, Prabowo Subianto untuk mengembangkan dan memperluas...

Indonesia-Belarus Perkuat Kerja Sama Industri, Targetkan Nilai Perdagangan Ditarget Naik Lima Kali Lipat

Pemerintah Indonesia dan Belarus sepakat memperkuat kemitraan strategis di sektor industri, sebagai tindak lanjut dari pertemuan bilateral antara Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Belarus, Aleksandr Lukashenko di Minsk pada 15 Juli 2025 lalu.

Multikulturalisme Jadi Kunci Dunia yang Lebih Damai dan Sejahtera

Nilai-nilai multikulturalisme dan kemanusiaan dalam menciptakan dunia yang lebih damai, stabil, dan sejahtera. Hal ini sebagaimana disampaikan Guru Besar Ekonomi Politik Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Prof. Faris Al-Fadhat.

Terkini

Viral

Videos