astakom, Istanbul – Ketegangan di kawasan Teluk Persia kian memanas. Parlemen Iran secara resmi menyatakan dukungan atas usulan penutupan Selat Hormuz untuk seluruh pelayaran internasional, menyusul serangan udara Amerika Serikat terhadap fasilitas nuklir Iran pada Minggu (22/6).
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Jenderal Esmaeil Kowsari, anggota Komisi Keamanan Nasional di Parlemen Iran, yang dikutip oleh televisi pemerintah Iran, Press TV.
Baca juga
“Parlemen telah mencapai kesimpulan bahwa Selat Hormuz harus ditutup,” tegas Kowsari dalam keterangannya seperti yang dikutip astakom.com, Senin (23/6).
Selat Hormuz sendiri merupakan salah satu jalur pelayaran minyak paling strategis di dunia.
Setidaknya seperlima pasokan minyak global melewati selat ini, yang menghubungkan Teluk Persia dengan Laut Arab.
Namun demikian, keputusan akhir terkait penutupan Selat Hormuz akan ditetapkan oleh Dewan Keamanan Tertinggi Nasional, otoritas keamanan tertinggi Iran.
Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat Donald Trump dalam pernyataan pada Minggu pagi mengonfirmasi bahwa militer AS telah melancarkan serangan udara presisi terhadap tiga fasilitas nuklir utama Iran di Fordo, Natanz, dan Isfahan.
Serangan tersebut terjadi di tengah meningkatnya eskalasi konflik sejak 13 Juni 2025, menyusul serangan militer Israel yang didukung AS terhadap target-target di Iran.
Langkah Parlemen Iran ini berpotensi memicu ketegangan baru di jalur vital perdagangan global dan memperdalam krisis geopolitik di kawasan.
Dunia kini menanti bagaimana respons lanjutan dari Washington dan sekutu-sekutunya.