astakom, Jakarta – Kerja sama teknologi nuklir antara Indonesia dan Rusia mendapat sorotan tajam dari sisi geopolitik. Meskipun menawarkan peluang energi strategis, langkah ini tetap menuntut kehati-hatian dalam menghadapi dinamika global yang kompleks.
Dosen Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Rafyoga Jehan Pratama I., menilai kerja sama ini sah-sah saja selama difokuskan untuk kepentingan damai. Namun, konteks geopolitik saat ini membuat Indonesia harus memainkan langkahnya secara hati-hati.
Baca juga
“Indonesia tetap perlu berhati-hati dalam menjaga arah kerja sama ini agar tidak menimbulkan risiko geopolitik, mengingat ketegangan antara Rusia dan sejumlah negara lainnya,” kata Yoga dalam keterangan tertulis, dikutip astakom.com, Sabtu (21/6).
Menurutnya, Indonesia yang menganut prinsip politik luar negeri bebas aktif memiliki keunggulan diplomatik tersendiri dalam menjaga hubungan dengan berbagai kekuatan global. Hal ini menjadi modal penting untuk tetap menjaga keseimbangan antara kepentingan nasional dan tekanan internasional.
“Indonesia perlu tetap terbuka untuk menjalin kerja sama dengan negara mana pun yang memiliki visi bersama dalam mendorong pemanfaatan energi nuklir untuk tujuan damai dan melucuti penggunaannya sebagai senjata,” tegasnya.
Yoga juga menegaskan bahwa kerja sama dengan Rusia ini tidak berarti Indonesia berpihak dalam konflik global, dan sebaliknya, tetap membuka ruang untuk kolaborasi dengan negara-negara seperti Amerika Serikat maupun Tiongkok.
Ia juga mengingatkan bahwa teknologi nuklir, meskipun digunakan secara damai, tetap menyimpan potensi sensitivitas politik, terutama jika terjadi kesalahan persepsi dari negara lain.
“Kerja sama ini tidak serta-merta menimbulkan kekhawatiran dalam jangka pendek,” ujarnya. Namun, perlu kewaspadaan untuk memastikan bahwa arah kebijakan tidak tergelincir ke ranah militerisasi.
Dengan pengelolaan cermat, kerja sama ini bisa menjadi bukti kemampuan Indonesia menjaga kemandirian politik luar negeri sekaligus tetap relevan dalam percaturan global yang semakin rumit.