astakom, Jakarta – Ketegangan konflik Iran-Israel memicu perhatian dunia, termasuk kemungkinan keterlibatan militer Amerika Serikat.
Di balik layar, ada dua senjata strategis yang kini ramai diperbincangkan: Massive Ordnance Penetrator (MOP) dan pesawat siluman B-2 Spirit kombinasi mematikan yang disebut-sebut mampu menghancurkan fasilitas nuklir Iran yang paling terlindungi.
Baca juga
Sejauh ini, meski serangan Israel telah menewaskan sejumlah ilmuwan nuklir senior Iran dan merusak fasilitas nuklir, kemampuan Iran untuk memproduksi uranium tingkat senjata diyakini belum sepenuhnya lumpuh.
Salah satu situs kunci, fasilitas pengayaan uranium di Fordo, dikabarkan masih utuh.
Fordo sendiri terletak di kedalaman 300 kaki di bawah gunung dan dilindungi pertahanan udara buatan Rusia.
Para ahli menilai situs ini sangat penting dalam program nuklir Iran, termasuk untuk memperkaya uranium untuk keperluan senjata.
Saat ini, peluang terbaik untuk menghancurkan situs Fordo diyakini bergantung pada bom penghancur bunker buatan AS, yang beratnya sedemikian rupa sehingga hanya bisa dijatuhkan oleh pesawat pembom B-2 Spirit.
Isu ini mencuat saat sidang dengar pendapat, ketika Senator Demokrat Jeanne Shaheen menanyakan kepada Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth soal kemungkinan penggunaan bom tersebut dalam konflik Iran.
“Dilaporkan bahwa presiden diminta untuk mempertimbangkan penyediaan bom penghancur bunker yang hanya boleh dibawa oleh pesawat B-2, dan akan membutuhkan pilot AS,” ujar Shaheen dalam keterangannya seperti yang dikutip astakom, Minggu (22/6).
Dilansir CBS News menyebut, Presiden Donald Trump saat ini mempertimbangkan keterlibatan langsung dalam serangan Israel terhadap Iran, termasuk kemungkinan penggunaan bom MOP.
Gedung Putih pun mengonfirmasi, keputusan akhir diperkirakan dalam dua pekan ke depan.
MOP, atau GBU-57, merupakan bom konvensional terberat milik AS yang dirancang khusus untuk menghancurkan fasilitas yang terkubur sangat dalam seperti bunker atau terowongan.
Menurut data Angkatan Udara AS, MOP memiliki panjang 20,5 kaki, diameter 31,5 inci, dan bobot sekitar 30.000 pon termasuk 5.300 pon bahan peledak. Daya ledaknya diklaim lebih dari 10 kali lipat pendahulunya, BLU-109.
Kemampuan penetrasi bom ini luar biasa: mampu menembus hingga 200 kaki di bawah permukaan tanah sebelum meledak.
Hulu ledaknya dilapisi paduan baja berkinerja tinggi untuk menjaga integritas penetrasi sebelum detonasi.
Bom ini dikembangkan oleh Boeing dan pada 2015, Angkatan Udara AS telah memesan 20 unit.
Dengan bobot sebesar itu, hanya B-2 Spirit pesawat pembom siluman AS yang mampu mengangkut dan menjatuhkan MOP.
Pesawat ini punya keunggulan siluman yang membuatnya sulit terdeteksi oleh radar, inframerah, maupun sistem pertahanan udara canggih.
Ruang senjata internal B-2 dapat membawa dua bom GBU-57. Jangkauan operasinya tanpa pengisian bahan bakar mencapai sekitar 6.000 mil laut.
Pesawat yang pertama kali terbang pada 1989 ini kini bermarkas di Pangkalan Angkatan Udara Whiteman, Missouri.
Dalam sejarahnya, B-2 telah digunakan dalam berbagai operasi militer, mulai dari Perang Kosovo hingga perang di Afghanistan dan Irak.
Northrop Grumman adalah kontraktor utama pesawat ini, yang hingga kini dianggap sebagai salah satu pembom strategis tercanggih di dunia.
Meski sejumlah anggota parlemen AS sempat mengusulkan agar Israel diberikan bom GBU-57 beserta pesawat pembom yang mampu mengangkutnya, ide tersebut masih menuai pro dan kontra.
Para kritikus menilai langkah itu akan sangat provokatif dan berpotensi memperbesar konflik di kawasan.
Kini, dengan eskalasi Iran-Israel yang makin panas, dunia menanti apakah AS akan memutuskan untuk mengerahkan MOP dan B-2 Spirit dalam konflik ini.