astakom, Jakarta – Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve alias The Fed menegaskan akan terus memantau perkembangan dampak kebijakan tarif Presiden AS, Donald Trump terhadap perekonomian negeri Paman Sam.
Hal itu sebagaimana disampaikan Ketua The Fed, Jerome Powell usai mengumumkan keputusan FOMC yang menahan suku bunga acuan AS di level 4,25-4,50 persen, seiring dengan tingginya ekspektasi inflasi imbas kebijakan tarif Trump.
Baca juga
“Kami akan terus menentukan yang sesuai. Sikap kebijakan moneter berdasarkan data yang masuk, prospek yang berkembang, dan keseimbangan risiko,” ujarnya dalam konferensi pers FOMC, dikutip astakom.com, Kamis (19/6).
Dia menegaskan, bahwa perubahan pada kebijakan perdagangan hingga imigrasi, termasuk kebijakan tarif Trump terus berkembang, dan dampaknya terhadap ekonomi tetap tidak pasti.
Efek dari tarif akan bergantung, pada tingkat konsumen akhir, yang dalam hal ini adalah harga barang. Efek dari kebijakan itu, kata Powell, telah mencapai puncaknya pada bulan April lalu, dan sejak saat itu mulai menurun.
Meski begitu, ia mengatakan, bahwa kebijakan tarif Presiden Trump kemungkinan akan terus berdampak pada kenaikan harga, yang mana hal itu akan membebani aktivitas ekonomi, yang dalam hal ini inflasi.
Dia menyampaikan, bahwa efek kebijakan tarif terhadap inflasi bisa berlangsung dalam jangka pendek. Namun juga bisa lebih persisten.
“Kewajiban kami adalah untuk menjaga ekspektasi inflasi jangka panjang tetap stabil dan untuk mencegah kenaikan satu kali dalam tingkat harga menjadi masalah inflasi yang sedang berlangsung,” tegas Powell.