astakom, Jakarta – Pemerintah terus mendorong percepatan pembangunan Kawasan Rebana di Jawa Barat (Jabar) sebagai klaster industri dan metropolitan baru yang strategis. Kawasan ini diproyeksikan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi nasional menuju Indonesia Emas 2045.
Hal ini disampaikan Deputi Bidang Koordinasi Industri, Ketenagakerjaan, dan Pariwisata Kemenko Perekonomian, Mohammad Rudy Salahuddin, dalam acara The 2nd Joint Coordinating Committee (JCC) Meeting Project for Rebana Area Development which is related to Patimban International Port, di Jakarta, Selasa (17/6).
Baca juga
“Dalam visi menuju Indonesia Emas 2045, Kawasan Rebana ini diharapkan dapat menjadi katalis pertumbuhan ekonomi, tidak hanya bagi Jawa Barat tetapi juga sebagai mesin baru pembangunan nasional,” ujar Rudy dalam keterangannya, Rabu (18/6).
Kawasan Rebana mencakup tujuh kabupaten/kota di Jabar, yakni Subang, Indramayu, Majalengka, Sumedang, Cirebon, Kuningan, dan Kota Cirebon, dengan luas wilayah sekitar 20 persen dari Provinsi Jawa Barat dan populasi hampir 10 juta jiwa.
Berdasarkan data Kemenko Perekonomian, kawasan Rebana ini berkontribusi besar terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jawa Barat, yakni sebanyak 19 persen.
Pemerintah pusat memberikan dukungan penuh melalui program yang bertajuk ‘Project for Rebana Area Development which is related to Patimban International Port’.
“Adapun output yang diharapkan dapat dihasilkan melalui program ini, antara lain output pertama yakni peninjauan kembali dan pemutakhiran Rencana Induk (Masterplan) Pengembangan Kawasan Rebana dan pemilihan proyek-proyek prioritas,” harapnya.
Selain itu, dukungan pemerintah pusat terhadap kawasan ini juga diharapkan dapat memperkuat sistem untuk mendukung implementasi proyek-proyek prioritas pada Kawasan Rebana, sekaligus menyusun rencana detail pada proyek-proyek prioritas di Kawasan Rebana.
Salah satu proyek unggulan di kawasan ini adalah Pelabuhan Internasional Patimban, yang kini memasuki tahap kedua pembangunan. Infrastruktur ini diharapkan memperkuat aktivitas ekspor-impor, mendukung relokasi industri, dan membentuk rantai logistik baru yang berkontribusi luas bagi perekonomian nasional.
“Di antara PSN tersebut, Pelabuhan Internasional Patimban merupakan capaian yang patut diapresiasi, dengan pembangunan tahap kedua yang masih berjalan dan kapasitas operasionalnya yang diharapkan mampu mendorong aktivitas ekspor-impor, relokasi industri, dan menciptakan rantai logistik baru, yang akan bermanfaat tidak hanya bagi Kawasan Rebana, tetapi juga untuk seluruh Indonesia,” ungkapnya.
Dalam pertemuan JCC kali ini, turut dibahas pembentukan struktur keanggotaan JCC dan EC, perkembangan pembangunan berbasis zonasi sektor unggulan, serta kajian Masterplan dari JICA yang akan menjadi panduan strategis jangka panjang.
“Mari kita manfaatkan pertemuan ini sebaik-baiknya untuk mengoptimalkan koordinasi, dan memperkuat kolaborasi antara Pemerintah Pusat dan Daerah, serta mitra internasional seperti JICA guna mendukung Rebana Metropolitan yang sejahtera, berdaya saing global, dan berkelanjutan sebagai salah satu motor penggerak pertumbuhan ekonomi nasional menuju visi Indonesia Emas 2045 melalui misi Asta Cita,” pungkas Rudy.