astakom, Jakarta – Indonesia dan Singapura berkomitmen memperkuat kerja sama ekonomi bilateral melalui pertemuan The 15th Indonesia-Singapore Six Bilateral Economic Working Groups Ministerial Meeting (6WG MM) yang digelar pada Minggu (15/6) di Singapura.
Pertemuan tersebut dipimpin langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Deputy Prime Minister (DPM) and Minister for Trade and Industry Singapura, Gan Kim Yong.
Baca juga
Dalam pertemuan tahunan ini, kedua negara mengevaluasi perkembangan enam kelompok kerja sama utama, yakni Batam-Bintan-Karimun (BBK), Investasi, Ketenagakerjaan, Transportasi, Agribisnis, dan Pariwisata.
Dalam sambutannya, Menko Airlangga menegaskan pentingnya menjaga sinergi ekonomi antara Indonesia dengan Singapura di tengah dinamika geoekonomi yang dewasa ini semakin kompleks.
“Kerja sama Indonesia dan Singapura sangat berdampak terhadap ekonomi kedua negara dan juga kawasan, serta berpengaruh terhadap ekonomi dunia, sehingga harus terus ditingkatkan dan dijaga relevansinya dengan perkembangan tantangan global,” ujarnya dalam keterangan tertulis, dikutip astakom.com, Senin (16/6).
Sementara itu, Menteri Gan menekankan pentingnya menciptakan iklim usaha dan regulasi yang kondusif untuk menarik investasi. “Penting bagi Pemerintah kedua negara untuk memfasilitasi kolaborasi antara masyarakat dan pelaku usaha sehingga dapat mengoptimalkan setiap peluang,” tegasnya.
Dalam konteks pengembangan wilayah BBK, kedua menteri menyambut baik langkah kemudahan visa dan pengembangan data center di Nongsa Digital Park. Kedua belah pihak juga sepakat bahwa tingginya komitmen investasi perlu ditopang dengan kemudahan regulasi dan infrastruktur yang memadai.
Di sektor investasi, Indonesia dan Singapura fokus mengembangkan infrastruktur industri dan energi bersih, termasuk kendaraan listrik dan pembiayaan hijau. Kedua menteri juga menyoroti keberhasilan Kendal Industrial Park yang mampu menarik investasi besar dan membuka lapangan kerja baru.
Kolaborasi di bidang perdagangan listrik dan Carbon Capture Storage (CCS) turut mendapat perhatian, sebagai bagian dari upaya menuju ekonomi berkelanjutan. Dalam bidang ketenagakerjaan, program pengembangan talenta digital seperti Tech-talent dan Tech:X diharapkan terus diperluas.
Untuk sektor agribisnis, pembahasan difokuskan pada kolaborasi teknologi pertanian dan penciptaan peluang dagang baru. Sementara itu, peningkatan konektivitas udara, termasuk rute langsung ke destinasi wisata seperti Labuan Bajo, dinilai akan memperkuat konektivitas bisnis dan pariwisata.
“Pembukaan rute baru penerbangan langsung ke tujuan wisata seperti Labuan Bajo akan memiliki dampak nyata terhadap peningkatan kunjungan wisata dan mendorong perekonomian di wilayah sekitarnya,” kata Menko Airlangga.
Menko Airlangga juga mencatat tingginya angka kunjungan wisata dari dan ke kedua negara. Apalagi dengan adanya program twinning destination, cruise, dan MICE, kedua negara optimis kunjungan wisata akan terus meningkat.
Tahun 2024, Indonesia menjadi penyumbang wisatawan terbesar kedua bagi Singapura dengan 2,5 juta pengunjung. Sebaliknya, Singapura menjadi pasar terbesar ketiga bagi wisatawan ke Indonesia dengan 1,4 juta orang.
“Program Cruise akan menguntungkan, dengan rute baru dari Singapura ke daerah wisata dan kota besar di Indonesia seperti Belitung dan berbagai destinasi wisata lainnya,” imbuh Menko Airlangga.