astakom, Denpasar – Menteri Ekonomi Kreatif (Menteri Ekraf) Teuku Riefky Harsya membuka langsung program pelatihan Generasi Melek Teknologi (Gen Matic) di Bali, Sabtu (14/6).
Program pelatihan bagi generasi muda ini, diwujudkan sebagai langkah konkret menciptakan talenta ekraf yang adaptif dan kompeten dalam ekosistem digital.
Baca juga
“Program ini hadir untuk mengakselerasi kapasitas para pelaku muda agar bisa mengembangkan potensi sesuai minatnya terutama kreator konten serta menghasilkan karya bernilai ekonomi,” kata Teuku Riefky, dalam keterangan dikutip astakom.com, Minggu (15/6).
Gen Matic merupakan program pelatihan dan pendampingan berbasis digital yang ditujukan bagi generasi muda berusia 17 hingga 35 tahun.
Program ini dirancang untuk mencetak content creator dan affiliator profesional dengan wawasan teknologi, keterampilan produksi konten, dan pemahaman pemasaran digital.
Program ini adalah pengembangan dari inisiatif sebelumnya, Emak-Emak Matic (Emak-Emak Melek Teknologi), yang telah menyasar pemberdayaan perempuan di sektor digital.
“Dengan Gen Matic, Kementerian Ekraf memperluas cakupan pelatihan ke kalangan muda sebagai bagian dari upaya menciptakan lapangan kerja berkualitas di sektor ekonomi kreatif,” jelas Teuku Riefky.
Teuku Riefky menegaskan, bahwa peserta pelatihan akan dibekali ilmu praktis dari para ahli industri kreatif digital di antaranya Agusleo Halim (Founder Lynk.ID), Muri Handayani (Founder SBO), dan Nurdin (Founder NRHOUSE).
Pelatihan ini tidak hanya membangun kompetensi teknis, tetapi juga membentuk mentalitas kewirausahaan, jejaring profesional, dan pemahaman pasar.
Gen Matic diharapkan menjadi motor penggerak lahirnya kreator-kreator yang tak hanya dikenal luas, tetapi juga memiliki daya saing dan kontribusi ekonomi nyata. “Khususnya dalam mengangkat potensi lokal sebagai inspirasi konten,” imbuh Teuku Riefky.
Pelatihan Gen Matic ini menjadi bukti komitmen Kementerian Ekraf dalam memperkuat kapasitas talenta di sektor kreatif melalui pendekatan strategis dan kolaboratif guna membuka lapangan kerja baru yang berkualitas.
“Kami mengharapkan para peserta dapat menjadi kreator yang bukan hanya populer tetapi dapat memiliki nilai tambah ekonomi membawa manfaat dengan menggunakan keunikan dan kreativitas Bali sebagai inspirasi konten yang telah relevan dengan pasar,” kata Menteri Ekraf Teuku Riefky.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Butet Linda Pandjaitan, turut mengapresiasi program itu. Dia juga menyoroti pertumbuhan ekonomi kreatif yang signifikan di Bali.
“Kami mencatat bahwa ekonomi kreatif Bali menunjukkan pertumbuhan signifikan, dengan 7.927 unit usaha ekraf tercatat pada 2024 meningkat 59 persen dibanding tahun sebelumnya. Subsektor kuliner, kriya, dan fesyen menjadi penyumbang utama perkembangan ini,” kata Butet Linda.