astakom, Jakarta – Menteri Investasi dan Hilirisasi, Rosan Roeslani membeberkan investasi yang dikelola oleh Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nasional (BPI Danantara) sebanyak 80 persen akan berada di Indonesia.
Sementara sisanya sebanyak 20 persen investasi Danantara akan ditempatkan di proyek-proyek investasi yang ada di luar negeri.
“Ekspektasi masyarakat ini tinggi ke Danantara, dan mereka juga tanya, ini nanti investasinya apa saja. Saya yakin banyak yang tunggu, tetapi kita akan melakukan proper, do diligence, financial, legal, technical, administration dan lain-lain our investment,” ujar Rosan, dikutip astakom.com, Minggu (15/6).
Pria yang juga menjabat CEO Danantara ini menjelaskan, kehadiran Danantara nantinya akan mampu meningkatkan kepercayaan investor asing untuk menanamkan modalnya di dalam negeri.
Sebab, Pemerintah lewat Danantara akan memberikan penawaran untuk ikut bergabung dalam proyek investasi di dalam negeri. Nantinya, Danantara dan investasi yang masuk dari luar negeri akan saling melengkapi.
Lebih dalam, Rosan menjelaskan bahwa dana di Danantara bisa di-leverage sebagai investasi di dalam bisnis, sehingga investasi di lapangan bisa naik 4-5 kali lipat lebih banyak. Dengan kata lain, investor menanam modal, Danantara bisa menjadi bagian dari investasi tersebut sehingga lebih dipercaya.
“Danantara juga ingin investasi yang ada berkisar 80 persen di Indonesia dan sisanya 20 persen ingin berinvestasi di luar negeri. Diperkirakan akan masuk income sekira USD135 miliar dalam 5 tahun,” ucapnya.
Rosan menambahkan, investasi menjadi sangat penting untuk menjadi salah satu ujung tombak perekonomian dan menciptakan lapangan pekerjaan.
Sebab kontribusi investasi terhadap perekonomian baru 29 persen. Sementara mayoritas 53 persen masih disumbang konsumsi rumah tangga, dan sisanya adalah belanja negara, ekspor-impor, dan sebagainya.