astakom, Jakarta – Menteri Investasi dan Hilirisasi, Rosan Roeslani optimis kehadiran Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) mempu menarik lebih banyak investasi.
Rosan yang juga menjabat sebagai CEO Danantara menyampaikan, bahwa kehadiran Danantara akan menarik investasi baru hingga mencapai Rp13 ribu triliun dalam kurun waktu lima tahun ke depan.
“Dalam lima tahun ke depan diharapkan investasi yang tumbuh mencapai Rp13 ribu triliun,” kata Rosan dalam sebuah diskusi di kanal YouTube bertajuk Kabar Bursa, dikutip astakom.com, Minggu (15/6).
Dia menuturkan, bahwa kehadiran Danantara memang bertujuan untuk menggali lebih banyak peluang investasi, guna mendukung visi besar Presiden Prabowo Subianto dalam mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen di 2029.
“Dengan pola investasi Danantara sekarang peluang investasi lebih besar,” katanya.
Rosan mengatakan komponen pembentuk pertumbuhan ekonomi Indonesia selama ini masih didominasi oleh konsumsi rumah tangga, dengan kontribusi sekitar 53 persen.
Sedangkan untuk kontribusi investasi terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia sendiri baru sebesar 29 persen, dan sisanya merupakan belanja pemerintah dan ekspor-impor.
Menurut Rosan, salah satu yang bisa ditingkatkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi adalah investasi. Sebab akan berat jika hanya mendorong belanja pemerintah maupun konsumsi rumah tangga.
“Dilihat dari kondisi terakhir diperkirakan yang paling bisa mendorong pertumbuhan ekonomi adalah dari Investasi,” kata dia.
Rosan menambahkan, selama 10 tahun terakhir Indonesia berhasil mendatangkan investasi sebesar Rp9.100 triliun. Sedangkan untuk 5 tahun periode pertama Presiden Prabowo, investasi yang datang ditargetkan mencapai Rp13 ribu triliun.
“Danantara, akan mengelola sekitar 15.000 triliun aset. Semua BUMN tergabung di situ. Dana Danantara sendiri akan didapat dari Deviden, jadi bukan dari penyertaan modal pemerintah lagi (PMN/APBN)” kata dia.
“Tapi dari Dividen yang biasanya didistribusikan untuk negara, sekarang bisa dikelola untuk investasi industri dan proyek-proyek yang harus menghasilkan return,” kata Rosan.