Kamis, 31 Jul 2025
Kamis, 31 Juli 2025

Sri Mulyani Desak Reformasi Belanja Negara Jadi lebih Berkualitas

astakom, Jakarta – Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati kembali menyoroti soal kualitas belanja negara. Menurutnya, tantangan utama bukan lagi sekadar jumlah anggaran, melainkan strategi dan efektivitas penggunaannya.

Untuk itu, Bendahara negara tersebut menuntut jajarannya untuk melakukan reformasi agar tata kelola belanja negara dibebaskan dari belitan yang birokrasi rumit, demi menciptakan dampak nyata bagi rakyat.

“Tantangan di bidang belanja adalah kualitas belanja, akuntabilitas belanja, bagaimana kita bisa mendukung belanja tanpa ruwet birokrasi, tanpa mempersulit, dan berbelit-belit,” ujar Sri Mulyani dalam acara pelantikan pejabat eselon II Kemenkeu, dikutip astakom.com, Sabtu (14/6).

Pernyataan tersebut disampaikan dalam konteks penguatan tiga Ditjen yang memiliki mandat mengelola belanja negara, yakni Direktorat Jenderal Anggaran (DJA), Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan (DJPK), dan Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb).

Menurut Sri Mulyani, setiap pejabat di unit-unit tersebut harus bekerja ekstra memastikan bahwa setiap rupiah yang dibelanjakan benar-benar memberi manfaat langsung bagi masyarakat.

Ia pun menggarisbawahi pentingnya perencanaan yang matang, pelaksanaan yang efisien, serta pengawasan yang ketat dalam memastikan efektivitas anggaran negara.

“Pastikan bahwa seluruh rupiah yang dikumpulkan dan dibelanjakan, dikelola untuk kemakmuran masyarakat, untuk mencapai keadilan dan kemakmuran, serta peradaban bagi Indonesia,” tegasnya.

Ia juga mengaitkan urgensi perbaikan belanja negara dengan kesinambungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), terutama di tengah meningkatnya kebutuhan anggaran dari tahun ke tahun.

Belanja negara yang tidak berkualitas, menurutnya, justru dapat menggerus kepercayaan publik terhadap APBN sebagai instrumen pembangunan nasional.

Dalam konteks pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, Sri Mulyani menyinggung perlunya dukungan penuh dari jajaran Kemenkeu terhadap berbagai program prioritas yang tertuang dalam Asta Cita.

“Stakeholders selalu minta belanja lebih, termasuk kementerian, lembaga, daerah, atau masyarakat. Mereka merasa berhak melihat kehadiran negara melalui belanja yang dirasakan manfaat langsung oleh mereka,” kata Sri Mulyani.

Dengan tekanan dari banyak pihak dan ekspektasi yang semakin tinggi, Sri Mulyani menekankan bahwa belanja negara tak hanya soal penyerapan anggaran, tapi juga tentang memastikan bahwa dana tersebut menjangkau mereka yang benar-benar membutuhkan.

Rubrik Sama :

Menteri PPPA : PUSPAGA Harus Jadi Garda Terdepan Cegah Kekerasan Perempuan dan Anak

astakom, Pasuruan - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifah Fauzi, menegaskan pentingnya penguatan fungsi keluarga dan optimalisasi peran Pusat Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA)...

Beasiswa Komdigi-Chevening Jadi Langkah Strategis Cetak Pemimpin Masa Depan

astakom, Jakarta - Kemitraan antara Kementerian Komunikasi dan Digital dan Chevening menjadi langkah strategis dalam mencetak pemimpin masa depan Indonesia. Wakil Menteri Komunikasi dan Digital...

Peringati Hari Anti TPPO, Kemen PPPA dan IOM: “Kita Semua Bisa Lawan TPPO”

astakom, Jakarta – Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) bersama International Organization for Migration (IOM) serta sejumlah mitra pembangunan, kementerian/lembaga, meluncurkan kampanye...

Pemerintah Dorong ASN Jadi Kreator Digital Lewat Gen Matic 

astakom, Jakarta — Pemerintah mendorong Aparatur Sipil Negara (ASN) semakin melek teknologi melalui program Gen Matic ASN yang diinisiasi Kementerian Ekonomi Kreatif (Kementerian Ekraf). Program...
Cover Majalah

Update