astakom, Jakarta – Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan menekankan pentingnya menjaga kesinambungan fiskal dalam menjaga Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tetap sehat.
Luhut menegaskan, bahwa disiplin fiskal tetap menjadi landasan utama, meski pemerintah memiliki berbagai program prioritas dengan biaya yang tidak sedikit.
Baca juga
“Indonesia akan terus menerapkan disiplin fiskal sambil meningkatkan belanja yang produktif. Disiplin fiskal sangat penting,” ujar Luhut dalam keterangannya, dikutip astakom.com, Sabtu (14/6).
Luhut menyampaikan, bahwa APBN 2025 memang diproyeksi mengalami defisit sebesar Rp616,19 triliun atau setara 2,53 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Namun defisit tersebut masih dalam batas wajar, mengingat banyaknya program prioritas pemerintah untuk mendongkrak perekonomian dan mensejahterakan masyarakat.
Dalam hal ini, program makan bergizi gratis (MBG) menjadi yang paling menyita anggaran, dengan estimasi mencapai Rp171 triliun.
Selain itu, pemerintah juga menganggarkan Rp3 triliun untuk program cek kesehatan gratis, Rp20 triliun untuk renovasi sekolah, Rp2 triliun untuk pembangunan rumah sakit berkualitas, sekolah rakyat Rp2 triliun, serta untuk program food estate Rp15 triliun.
Dalam merealisasikan berbagai program prioritas tersebut, pemerintah memang sempat melakukan efisiensi hingga Rp306,69 triliun.
Selain soal efisiensi, Luhut menyebut pemerintah juga melakukan digitalisasi dalam proses pengadaan barang dan jasa untuk meningkatkan transparansi.
“Presiden Prabowo mendorong agar pemerintah mengadopsi teknologi agar bisa bergerak sangat cepat,” tambah Luhut.