astakom, Jakarta – Menteri Ekonomi Kreatif (Ekraf), Teuku Riefky Harsya, memaparkan tentang strategi, capaian, dan target Kementerian Ekraf untuk lima tahun ke depan di International Conference on Infrastructure (ICI) di JICC, Jakarta, Kamis (12/6).
Saat menjadi pembicara utama sesi tematik di ICI, ia menyebut ketiga aspek itu nantinya akan meningkatkan infrastruktur ekraf, transformasi akses pendidikan, dan perluasan lapangan kerja yang berkualitas.
Baca juga
“Ekosistem kolaboratif dari infrastruktur, pendidikan, dan ekonomi kreatif bisa bekerja sama sebagai pilar kemajuan perekonomian nasional. Kami meyakini masa depan ekonomi kreatif Indonesia akan tumbuh dari fondasi infrastruktur yang kuat, dengan dukungan talenta terampil, dan ekosistem yang inklusif,” ujar Teuku Riefky.
Teuku Riefky membahas Upaya pengembangan sektor Pendidikan dan ketahanan ekonomi kreatif untuk meningkatkan kualitas hidup mayarakat pada acara bertajuk “Enabling Innovation: Developing Infrastructure for Education and Creative Economy”.
Dalam paparannya, Menteri Ekraf menekankan berbagai program unggulan dalam ASTA EKRAF selalu fokus pada penguatan kapasitas talenta ekonomi kreatif dengan tujuan peneguhan kapabilitas.
Tak hanya itu, ia juga membahas peningkatan nilai tambah, pengembangan kapasitas teknologi baru, konsolidasi ekosistem konten kreator, serta pengembangan talenta maupun perluasan ruang-ruang kreatif.
“Salah satu upaya strategis yang kami lakukan yaitu memperluas Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) seperti Nongsa di Batam dan Singhasari di Jawa Timur, yang fokus pada subsektor animasi,” imbuh Menteri Ekraf Teuku Riefky.
Lebih lanjut, Menteri Ekraf juga menjelaskan peran lembaga pendidikan seperti Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang bisa meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Kemudian, melalui nota kesepahaman dengan lembaga pendidikan dan swasta, Kementerian Ekraf bisa menyelaraskan Tridarma Perguruan Tinggi agar ekonomi kreatif bisa fokus pada pendidikan, penelitian, dan pemberdayaan masyarakat.
“Infrastruktur ekraf terkait erat dengan pendidikan dan pengembangan bakat. Ruang fisik memungkinkan pembelajaran praktis dan kewirausahaan untuk mendukung bakat serta inovasi sub sektor ekonomi kreatif,” imbuh Menteri Ekraf.