Astakom, Jakarta – Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi) Meutya Hafid menyatakan pembangunan infrastruktur digital harus berjalan bersamaan dengan edukasi dan literasi penggunaan internet yang bijak.
Meutya menyampaikan dua hal dalam video conference dengan pelajar dan tenaga pendidik di tiga provinsi: Maluku, Maluku Utara, dan Nusa Tenggara Timur.
Baca juga
Konferensi online ia lakukan agar masyarakat dapat memanfaatkan teknologi secara optimal dan menghindari dampak negatif.
“Banyak masyarakat ketika infrastruktur turun, belum tahu bagaimana pemanfaatan internet yang baik sehingga kemudian jadi terpapar kepada konten-konten negatif. Jadi saya harapkan agar menggunakan internet dengan baik,” ujar Meutya, di Jakarta, Kamis (12/6).
Menurut Meutya, negara Indonesia yang luas dengan lebih dari 17 ribu pulau dihadapkan pada persoalan belum tersedianya secara merata jaringan internet.
“Tantangan geografis Indonesia sebagai negara kepulauan yang sangat luas dengan lebih dari 17 ribu pulau dan jumlah penduduk yang besar, pembangunan digital memerlukan waktu dan usaha yang konsisten,” jelasnya, seperti dikutip astakom.com dalam keterangan tertulisnya, Jumat (13/6).
Persoalan internet tidak hanya terpasangnya infrastruktur jaringan digital, tapi juga terkait berkelanjutan koneksi, maupun terkait dengan kecepatan yang baik.
Dalam video conference itu, Meutya Hafid menyapa dan berdialog langsung dengan Kepala Sekolah SD Inpres 9 Halmahera Barat. Nurul menyampaikan rasa syukurnya atas manfaat besar dari kehadiran layanan internet BAKTI AKSI di lingkungan sekolah.
“Terima kasih banyak Ibu sudah beri kesempatan kepada kami untuk tampil bersama di sini. Ini anak-anak sekolah SD impresif di Halmahera Barat yang begitu banyak dengan jumlanya hari ini dan sekaligus dengan BAKTI AKSI hari ini di sekolah kami, sangat luar biasa,” ungkapnya.
Menurutnya, pihak sekolah sangat terbantu dengan hadirnya program penyediaan infrastruktur digital di wilayah 3T. Nurul menjelaskan bahwa layanan akses internet telah dimanfaatkan untuk kegiatan pendidikan di lingkungan sekolah.
“Terbantunya itu kalau saat kita misalnya kegiatan guru mengikuti webinar. Webinarnya kalau jam sekolah berarti kita bisa mengakses internetnya secara online, sehingga bisa secara online kita bisa ikuti, terus anak-anaknya juga pada saat kelas di assesment juga bisa dan dilaksanakan dengan baik,” tandasnya.
Pemerintah melalui program BTS USO terus berkomitmen memperluas akses internet hingga pelosok Nusantara demi mendorong pemerataan ekonomi, peningkatan kualitas pendidikan, serta transformasi pelayanan publik berbasis digital.