astakom, Jakarta – Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan keyakinannya bahwa target ambisius pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 8 persen masih realistis untuk dicapai, meski proyeksi lembaga global berkata sebaliknya.
Optimisme ini ia sampaikan merespons koreksi pertumbuhan ekonomi Indonesia oleh Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF), yang memperkirakan angka di bawah 5 persen untuk tahun ini.
Baca juga
“Program yang dibuat Presiden Prabowo itu kan sangat bagus, ya. Itu bisa membuat pemerataan langsung, membuat simpul-simpul ekonomi baru,” ujar Luhut dalam forum International Conference on Infrastructure (ICI) 2025, Kamis (12/6), dikutip astakom.com.
Mantan Menko Marves itu menyebut salah satu program unggulan Presiden Prabowo, yaitu Makan Bergizi Gratis (MBG), sebagai contoh nyata kebijakan yang memiliki daya ungkit terhadap perekonomian nasional.
“Kalau kita konsisten terhadap ini, menurut hemat saya, angka (target pertumbuhan) itu di 2028, 2029, 2030 itu masih bisa tercapai,” tambahnya.
Selain faktor program sosial, Luhut juga menyoroti potensi besar dari sektor komoditas, yang dinilai bisa menjadi penggerak tambahan untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi nasional.
Ia mencontohkan komoditas kemenyan yang memiliki pasar global dengan market size mencapai 23 miliar dolar AS. Produk turunan lain seperti parfum dan komoditas laut seperti lobster, abalone, hingga rumput laut juga masuk dalam radar prioritas.
Terkait rumput laut, Luhut mengungkapkan minat dari sejumlah investor, termasuk dari lembaga milik negara Badan Pengelola Investasi Daya Nagata Nusantara (BPI Danantara).
“Sekarang sudah datang dari pemerintah sendiri, Danantara. Tinggal menunggu hasil studi yang dibuat oleh Berkeley University dengan Indonesia dan yang saya sebut di Buleleng dan di Lombok, juga dengan pihak China,” jelasnya.