astakom, Jakarta – Dalam tengah pidatonya di gedung Mahkamah Agung, Kamis (12/6), Presiden RI Prabowo Subianto berdiri bukan hanya sebagai kepala negara, tetapi juga mewakili suara dari jutaan rakyat kecil yang mendambakan keadilan. Suaranya bergetar haru saat ia mengingatkan bahwa tidak semua warga punya kekuatan menghadapi hukum, kecuali berharap pada hakim yang adil.
Prabowo tampak menahan air mata di saat berbicara di acara pengukuhan 1.451 Hakim Mahkamah Agung Republik Indonesia itu. Ia menahan hati saat menyampaikan pesan mendalam tentang arti keadilan bagi mereka yang paling rentan di masyarakat.
Baca juga
Di hadapan para penegak hukum, Prabowo menyampaikan harapan besarnya kepada institusi kehakiman. Baginya, hakim bukan sekadar pejabat negara. Mereka adalah harapan terakhir rakyat yang tak punya kuasa, uang, atau pengaruh.
“Anda adalah benteng terakhir keadilan,” ucapnya dengan suara tertahan. Kemudian melanjutkan pidatonya. “Orang miskin, orang kecil, hanya bisa berharap kepada hakim-hakim yang adil,” sambungnya.
Kalimat itu mengalir pelan, namun penuh emosi. Sesekali Prabowo berhenti sejenak, mengumpulkan kembali kekuatan sembari memilih kata-kata untuk melanjutkan pidato.
Ia lalu menggambarkan ketimpangan antara mereka yang kaya dan yang lemah di hadapan hukum.
“Orang yang kuat, orang yang punya uang banyak, dia bisa berbuat. Dia bisa punya tim hukum yang luar biasa. Tapi orang kecil hanya tergantung sama hakim yang adil. Hakim yang tidak bisa disogok. Hakim yang tidak bisa dibeli. Hakim yang cinta keadilan. Hakim yang cinta rakyat,” tuturnya lantang.
Dalam momen itu, Prabowo juga menunjukkan kesadarannya sebagai pemimpin tertinggi negara. Ia menyatakan telah memerintahkan para menterinya untuk menaikan gaji seluruh hakim di Indonesia sebagai sebuah langkah yang telah dinanti para hakim di seluruh Indonesia selama 18 tahun.
“Banyak hakim yang hidup miskin meski harus menangani kasus penting,” tegas Presiden prabowo.
Kemudian, Ia bahkan menyoroti sistem penegakan hukum di Indonesia. Menurutnya, sehebat apapun polisi atau tentara, jika putusan pengadilan tidak adil, maka rakyat tetap akan menjadi korban. Sia-sia kerja keras aparat penegak hukum apabila tidak didukung oleh hakim yang berintegritas.
“Percuma kita punya polisi yang hebat, tentara yang hebat, kalau koruptor, maling uang rakyat bisa lolos di pengadilan,” tegasnya.
Dalam momen yang menyentuh, Prabowo bahkan menoleh ke arah Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang turut hadir dan berkata. “Kasihan ini anak buahmu, Kapolri.”
Kalimat itu bukan sekadar pernyataan, melainkan cermin dari keprihatinan Prabowo terhadap aparat di lapangan yang telah bekerja keras, namun terancam kehilangan hasil bila keadilan di pengadilan tak ditegakkan sebagaimana mestinya.