astakom, Jakarta – Sejumlah jemaah haji Indonesia dilaporkan tidak menerima distribusi makan pada 14–15 Zulhijjah 1446 H. Gangguan layanan ini memicu keluhan dari jemaah yang disampaikan melalui media sosial.
Dapur penyedia makanan di bawah koordinasi BPKH Limited seharusnya melayani para jemaah dengan mendistribusikan makanan. Namun dalam dua hari tersebut, layanan sempat tersendat dan tidak menjangkau sebagian jemaah
Baca juga
Adapun masalah distribusi makanan bagi jemaah haji Indonesia itu pun mendapat respon langsung dari Menteri Agama (Menag), Nasaruddin Umar. Ia meminta jemaah yang tidak kebagian mendapat jatah makan pada dua hari tersebut agar mendapat kompensasi berupa uang.
“Kemarin ada keterlambatan distribusi makanan. Kita sudah antisipasi dengan cara jemaah yang tidak dapat makanan dikasih kompensasi uang,” tegas Menag Nasaruddin Umar dalam keterangan pers, dikutip astakom, Kamis (12/6).
Menag pun turun langsung ke lapangan untuk memastikan penanganan situasi berjalan cepat dan akurat. Ia juga meminta agar jemaah tidak dirugikan dan hak-haknya tetap terpenuhi.
Selama berada di Makkah Al-Mukarramah, jemaah haji Indonesia mendapatkan total 84 kali makan melalui layanan katering yang disiapkan oleh Kementerian Agama bersama sejumlah dapur mitra.
Selain itu, jemaah juga mendapat 15 kali makan selama fase puncak ibadah di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna), serta 27 kali makan selama berada di Madinah Al-Munawwarah.
Meski distribusi sempat terganggu, pemerintah menjamin jemaah tetap mendapatkan haknya melalui kompensasi sebagai bentuk tanggung jawab dan kepedulian.