Jumat, 13 Jun 2025
Jumat, 13 Juni 2025

Desa Ketahanan Pangan Bisa Sukseskan Program Makan Bergizi Gratis

astakom, Jakarta – Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT), Yandri Susanto menyatakan acara ”sharing knowledge” desa berketahanan pangan diharapkan bisa menghasilkan sebuah rumusan kongkrit.

Pernyataan itu ia sampaikan saat menghadiri acara Sharing Knowledge Desa Berketahanan Pangan dan Iklim Program Penguatan Pemerintahan dan Pembangunan Desa (P3PD) di Jakarta, Selasa (10/6).

Baca juga :

Tidak ada rekomendasi yang ditemukan.

”Ketahanan Pangan memang menjadi fokus Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Ketahanan Pangan dan Iklim ini saling terkait dan ini juga berhubungan untuk penyiapan rantai pangan berkelanjutan,” kata Yandri, seperti dikutip astakom.com dalam keterangan tertulisnya.

Yandri berharap agar desa-desa juga menggencarkan program Ketahanan Pangan ini dan bisa menggunakan Dana Desa. Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Desa Nomor 2 Tahun 2024 mengenai prioritas penggunaan dana desa

“Dana desa yang masuk ke setiap desa, minimal 20 persen harus digunakan untuk ketahanan pangan. Itu sejalan dengan program Presiden Prabowo terkait Swasembada Pangan,” ujar Mendes Yandri.

Penggunaan dana Ketahanan Pangan disesuaikan dengan potensi dan tema masing-masing desa. Jika desa unggul di sektor padi, maka fokus pada padi. Jika desa memiliki potensi jagung atau ayam petelur, maka dana dapat diarahkan ke sektor tersebut.

Langkah ini tidak hanya mendukung ketersediaan pangan lokal, tetapi juga berpotensi menyuplai bahan baku untuk program Makan Bergizi Gratis.

“Jangan sampai desa hanya jadi penonton. Masa makan bergizi, berasnya dari luar, ikannya dari luar, cabainya juga dari luar. Padahal potensi desa sangat besar,” kata Mendes Yandri.

Mendes Yandri menjabarkan potensi ekonomis dari program MBG, dimana jika nantinya ditargetkan penerima manfaat itu 83 juta maka setiap harinya dibutuhkan bahan baku seperti Ikan, Telur, Sayur atau Cabai.

Untuk itu, program Ketahanan Pangan menjadi penting agar masyarakat desa diajarkan budaya menanam untuk mampu produksi bahan baku untuk program MBG tersebut.

Mendes juga berharap agar BUMDesa dan Koperasi Desa Merah Putih nantinya bisa berkolaborasi untuk mengumpulkan hasil produksi masyarakat desa agar harganya menjadi layak dan bisa mendatangkan kesejahteraan bagi masyarakat.

Yandri menegaskan keberadaan BUMDesa tidak akan berbenturan dengan Kopdes Merah Putih karena keduanya memiliki mekanisme, sumber dana, dan jenis usaha yang berbeda.

“Contohnya, di Desa Kertasana, BUMDes-nya ekspor ikan maskoki ke Kanada, Inggris, dan Afrika. Di Banyumas, BUMDes ekspor gula kelapa ke Hongaria dan Spanyol. Sementara Kopdes fokus pada LPG, sembako, dan simpan pinjam,” jelasnya.

Yandri menyebut Kemendes PDT saat ini tengah menyusun panduan koordinasi antara BUMDes dan Kopdes agar saling mendukung. Presiden Prabowo pun, lanjutnya, telah berpesan agar keduanya tidak saling mematikan.

Selain Yandri, Sharing Knowledge ini juga menghadirkan pemateri Bupati Gowa Husniah Talenrang, Bupati Cilacap Syamsul Auliya Rachman, Akademisi dari IPB dan Pejabat Kementerian Pertanian.

Rubrik Sama :

Meutya Hafid: Internet di Perbatasan adalah Keadilan Sosial, Bukan Sekadar Teknologi

Astakom, Jakarta - Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi) Meutya Hafid menyatakan pembangunan infrastruktur digital harus berjalan bersamaan dengan edukasi dan literasi penggunaan internet yang...

Menteri Brian Ungkap Pentingnya Perguruan Tinggi Bagi Kemajuan Ekonomi Bangsa

Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek), Brian Yuliarto menegaskan bahwa masa depan ekonomi Indonesia sangat bergantung pada kekuatan riset dan inovasi yang bersumber dari perguruan tinggi.

Menkeu Sri Mulyani: Pembangunan Infrastruktur harus Berkelanjutan, Inklusif, dan Tangguh Iklim

astakom, Jakarta – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menekankan pentingnya pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan, inklusif, dan tangguh terhadap risiko iklim dalam menghadapi tantangan...

Tak Lagi Relevan, Luhut Ingin Metode Perhitungan Kemiskinan Diubah

Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan menyuarakan keinginannya untuk merubah metode perhitungan garis kemiskinan nasional. Menurutnya, wacana perubahan metode sudah masuk dalam pembahasan pemerintah.
Cover Majalah

Update