astakom, Jakarta – Penyelenggaraan ibadah haji 1446 H/2025 M telah berjalan sukses. Bukan hanya sukses secara spiritual, tetapi juga menyumbang dampak ekonomi yang signifikan bagi Indonesia.
Menteri Agama (Menag), Nasaruddin Umar menyampaikan, bahwa pemerintah melalui Kementerian Agama (Agama) dalam penyelenggaraan haji tahun ini menghadirkan sejumlah terobosan baru.
Baca juga
Salah satu terobosan yang mendapat sorotan adalah inovasi dalam pelaksanaan dam haji atau hadyu, yakni denda berupa penyembelihan hewan, yang dikenakan kepada jemaah karena melanggar larangan ihram atau meninggalkan kewajiban haji.
Sebab untuk pertama kalinya, Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi menetapkan dua jalur pelaksanaan dam/hadyu.
Jalur pertama, penyembelihan Dam/Hadyu di Tanah Suci dilakukan melalui Program Adahi yang dikelola Al-Haiah Al-Malakiah Makkah wal Masyair al Muqoddasah. Jalur kedua, penyembelihan Dam/Hadyu di Tanah Air.
“Bagi jemaah yang mengikuti pendapat ulama yang membolehkan penyembelihan hewan Dam di Indonesia, pelaksanaan dapat dilakukan melalui BAZNAS,” jelas Menag dalam keterangan pers, dikutip astakom.com, Rabu (11/5).
Tak tanggung-tanggung, dana yang berhasil dihimpun untuk penyembelihan dam di Indonesia mencapai Rp21,29 miliar untuk 8.451 hewan. Angka tersebut merupakan catatan terakhir per Selasa (10/6) kemarin.
Di sisi lain, ekosistem ekonomi haji juga diperkuat lewat ekspor bumbu nusantara. Menag menyampaikan, bahwa program ekosistem ekonomi haji ini merupakan program berkelanjutan sejak tiga tahun terakhir. Namun, kata dia, lompatan tahun ini cukup signifikan.
“Ekspor bumbu nusantara meningkat tajam hingga 475 ton. Tahun 2023, ekspor bumbu nusantara sebanyak 16 ton. Tahun 2024, ekspor bumbu nusantara sekitar 70 ton,” tandasnya.