astakom, Jakarta – Penyelenggaraan ibadah haji 1446 H/2025 M telah berjalan dengan baik, khususnya pada fase puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). Kini, para jemaah haji Indonesia mulai memasuki fase pemulangan ke Tanah Air, sejak Selasa (10/6) kemarin.
Menteri Agama (Menag), Nasaruddin Umar menjelaskan, bahwa suksesnya penyelenggaraan haji di tahun pertama pemerintahan Presiden RI Prabowo Subianto berkat adanya sejumlah terobosan baru.
Baca juga
“Saya bersyukur ada sejumlah hal baru dalam rangka memberikan layanan terbaik bagi jemaah haji Indonesia,” terang Menag dalam keterangan pers, dikutip astakom.com, Rabu (11/6).
Menurut Menag, setidaknya ada empat terobosan yang telah dilakukan pada operasional haji 1446 H/2025 M. Pertama, penurunan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH), sesuai dengan arahan Presiden Prabowo.
“BPIH tahun ini turun, dari rerata BPIH 2024 sebesar Rp93,4juta menjadi rerata BPIH sebesar Rp89,4 juta,” sebutnya.
Kedua yakni mencegah praktik monopoli. Ini dilakukan dengan skema penyediaan layanan haji yang melibatkan delapan Syarikah. Hal ini menurutnya menjadi pondasi awal dalam menyesuaikan dengan transformasi penyelenggaraan ibadah haji yang sedang berlangsung di Saudi.
“Ada beberapa catatan evaluasi dalam pelaksanaannya dan itu akan sangat berguna bagi perbaikan di masa mendatang,” papar Menag.
Ketiga, pembayaran Dam melalui Adahi dan Baznas. Tahun ini, kali pertama, Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi menetapkan dua jalur pelaksanaan dam/hadyu, yakni melalui program Adahi yang dikelola Al-Haiah Al-Malakiah Makkah wal Masyair al Muqoddasah, dan melalui program penyembelihan di Tanah Air.
“Bagi jemaah yang mengikuti pendapat ulama yang membolehkan penyembelihan hewan Dam di Indonesia, pelaksanaan dapat dilakukan melalui BAZNAS. Sampai hari ini, terkumpul ada Rp21.290.432.707, untuk 8.451 dam,” kata Menag.
Terobosan terakhir atau keempat adalah penguatan ekosistem ekonomi haji. Ini merupakan program berkelanjutan sejak tiga tahun terakhir, dalam bentuk ekspor bumbu nusantara. Namun, lompatan tahun ini cukup signifikan.
“Ekspor bumbu nusantara meningkat tajam hingga 475 ton. Tahun 2023, ekspor bumbu nusantara sebanyak 16 ton. Tahun 2024, ekspor bumbu nusantara sekitar 70 ton,” tandasnya.
Meski secara umum pelaksanaan haji tahun ini berjalan baik, Menag tidak menutup mata dengan beberapa hal yang menjadi catatan perbaikan. Ia pun menyampaikan permohonan maaf kepada para jemaah atas ketidaknyamanan yang dirasakan selama menjalankan rukun Islam yang kelima tersebut.