astakom, Jakarta — Suara ombak dan terumbu karang yang tenang di perairan Raja Ampat, Papua Barat, bukan hanya menjadi simbol keindahan alam Indonesia, tetapi juga cermin dari kekayaan ekosistem dunia yang semakin terancam.
Di tengah tantangan modernisasi dan eksploitasi sumber daya, Anggota Komisi XII DPR RI, Fraksi Gerindra Rokhmat Ardiyan, menyuarakan dukungan kuat terhadap komitmen Presiden Prabowo Subianto untuk menjaga kelestarian kawasan ini.
Baca juga
“Komitmen Presiden bukan hanya soal keindahan alam, tapi juga menjaga warisan bangsa bagi generasi mendatang dengan semangat patriotisme,” ujar anak buah Prabowo ini, Minggu (8/6).
Pernyataan itu ia sampaikan menyikapi berbagai ancaman terhadap wilayah konservasi seluas 1,1 juta hektare tersebut. Kawasan Raja Ampat dikenal sebagai pusat keanekaragaman hayati laut tertinggi di dunia, sekaligus tumpuan hidup masyarakat lokal yang menggantungkan harapan pada ekowisata dan perikanan berkelanjutan.
“Ini habitat lebih dari seribu spesies dan 600 ribu karang. Kehidupan masyarakat di sana sangat bergantung pada alam yang lestari,” katanya, menyoroti betapa pentingnya ekosistem ini tidak hanya bagi Papua Barat, tetapi juga bagi reputasi Indonesia di mata dunia.
Tak hanya dari sisi ekologi, Rokhmat juga menyoroti peran Raja Ampat sebagai pusat pendidikan, penelitian ilmiah, dan pelestarian budaya lokal. Ia mengingatkan bahwa keindahan alam Raja Ampat tak bisa dipisahkan dari kearifan lokal yang telah menjaga kelestariannya selama bertahun-tahun.
“Keindahan dan kearifan lokal di Raja Ampat harus dijaga bersama. Ini destinasi wisata kelas dunia,” ucapnya.
Namun, ancaman nyata kini datang dari rencana pembangunan tambang yang berada tak jauh dari kawasan inti Raja Ampat. Rokhmat menyampaikan kekhawatiran mendalam atas potensi kerusakan yang bisa ditimbulkan.
“Pertambangan di wilayah ini sangat membahayakan. Terumbu karang, laut, dan sumber penghidupan masyarakat bisa hancur. Saya sangat prihatin,” tegasnya.
Sebagai langkah nyata, ia mendorong kementerian terkait untuk bertindak cepat. Ia menyebut bahwa izin pertambangan yang tidak sesuai semangat konservasi harus segera dicabut, dan penegakan hukum harus dilakukan tanpa pandang bulu.
“Langkah hukum dari KLHK dan Kementerian ESDM harus segera dilakukan. Izin yang tidak sejalan dengan semangat pelestarian harus dicabut,” tuturnya.
Meski demikian, Rokhmat menekankan bahwa ia bukan anti-investasi. Menurutnya, investasi tetap bisa dilakukan di Raja Ampat asalkan mendukung pelestarian lingkungan dan pengembangan pariwisata berkelanjutan.
Sebagai bagian dari Fraksi Gerindra, ia memastikan partainya berdiri di garis depan dalam mendukung penegakan hukum terhadap pelanggaran lingkungan, khususnya di wilayah konservasi yang rentan seperti Raja Ampat.
“Meskipun tambang berada 30 km dari kawasan utama, jarak itu tetap berisiko tinggi. Prinsip keadilan dan konservasi harus ditegakkan,” tutupnya.
Dengan suara yang jernih dan sikap tegas, Rokhmat Ardiyan mewakili suara rakyat yang tak ingin Raja Ampat hanya tinggal nama dalam buku sejarah. Ia mengingatkan bahwa menjaga alam bukan hanya soal kebijakan hari ini, tetapi tentang tanggung jawab pada masa depan yang lebih lestari.