astakom, Jakarta – Di tengah geliat pembangunan dan derap ekonomi, ada satu revolusi yang pelan namun berdampak luas sedang digulirkan pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, yakni revolusi kesadaran akan pentingnya kesehatan.
Melalui program Cek Kesehatan Gratis (CKG), pemerintah tak hanya membelanjakan APBN, tapi menanam investasi jangka panjang dalam bentuk masyarakat yang lebih sehat dan produktif.
Baca juga
“Beberapa waktu yang lalu, kita terus meng-update program pemeriksaan kesehatan gratis. Sekarang yang sudah mengakses adalah 4,4 juta pendaftar lebih,” ujar Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu), Suahasil Nazara dalam keterangan tertulis, yang dikutip astakom.com, Kamis (5/6).
Diluncurkan pada Februari 2025, program ini langsung menunjukkan dampak nyata, di mana antusiasme masyarakat akan program yang menjadi jargon Prabowo-Gibran semasa kampanye ini terus meningkat tiap bulannya.
“Kita lihat terjadi peningkatan terus sejak bulan Februari, Maret, April dan tentu kita harapkan pemeriksaan kesehatan gratis ini akan terus digunakan oleh seluruh masyarakat Indonesia,” tambah Suahasil.
Adapun diketahui, bahwa fokus utama program ini menyasar kelompok usia 25 hingga 59 tahun, kelompok usia produktif yang menjadi tulang punggung ekonomi nasional.
Lewat layanan pemeriksaan tekanan darah, gula darah, kolesterol, indeks massa tubuh, hingga edukasi hidup sehat, pemerintah ingin memastikan para pekerja, ibu rumah tangga, guru, petani, hingga sopir ojol memiliki satu hal yang tak bisa dibeli: tubuh yang sehat.
CKG diselenggarakan di 9.346 puskesmas yang tersebar dari Sabang hingga Merauke. Program ini menjadi bukti bahwa negara hadir bahkan hingga ke pelosok, bukan hanya dengan slogan, tapi lewat tensimeter dan strip gula darah yang bisa menyelamatkan nyawa.
Adapun dari sisi pendanaan, realisasi anggaran kesehatan sudah mencapai Rp47,6 triliun, atau 21,8 persen dari total alokasi tahun ini.
“Rp32,7 triliun melalui belanja pemerintah pusat dan Rp14,9 triliun melalui transfer ke daerah,” jelas Suahasil.