astakom, Jakarta – Pemerintah kembali menegaskan peran vital Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebagai instrumen utama dalam menjaga stabilitas ekonomi nasional, terutama di tengah gejolak ekonomi dan geopolitik global yang kian kompleks.
Menteri Keuangan (Menkeu) RI, Sri Mulyani Indrawati menekankan bahwa APBN tidak hanya menjadi alat fiskal semata, tetapi juga menjadi tumpuan untuk melindungi daya beli masyarakat, memperkuat sektor usaha, serta menjaga laju pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Baca juga
“Di tengah kondisi dunia yang sangat dinamis dari sisi geopolitik maupun ekonomi, APBN juga terus dioptimalkan sebagai instrumen shock absorber untuk menjaga daya beli masyarakat, mendukung dunia usaha, menciptakan kesempatan kerja, dan mempertahankan momentum pertumbuhan ekonomi,” ujar Sri Mulyani dalam unggahan di akun Instagramnya, dikutip astakom.com, Rabu (4/5).
Sebagai bagian dari langkah antisipatif, pemerintah telah menyiapkan paket kebijakan bersifat countercyclical untuk merespons tekanan global. Salah satu kebijakan tersebut adalah pencairan gaji ke-13 bagi ASN, TNI/Polri, dan pensiunan.
Diharapkan dengan langkah ini, dapat memicu pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan memberikan efek berganda terhadap perekonomian nasional.
Tak hanya itu, APBN juga diarahkan untuk mempercepat realisasi berbagai program prioritas nasional, seperti program Makan Bergizi Gratis (MBG) dengan anggaran Rp121 triliun.
Kemudian program pembangunan 3 juta rumah melalui Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) sebesar Rp41,88 triliun, serta program Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang digelontorkan sebesar Rp3,4 triliun.
Sri Mulyani berharap bahwa strategi kebijakan fiskal yang dirancang pemerintah mampu memberikan efek nyata bagi masyarakat sekaligus menjaga keseimbangan ekonomi dalam negeri.
“Semoga dengan berbagai upaya ini, APBN mampu melindungi masyarakat dan perekonomian Indonesia secara optimal dari tekanan situasi global yang terus bergejolak dan perlemahan ekonomi dunia,” imbuhnya.