astakom, Jakarta – Di tengah kekhawatiran global soal teknologi kecerdasan buatan atau artificial inteligence (AI), Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan justru melihatnya sebagai peluang emas yang harus segera dimanfaatkan oleh Indonesia.
“Ada dialektika yang muncul terkait perkembangan AI saat ini. Sebagian mungkin menganggapnya sebagai ancaman. Namun, saya melihat AI sejatinya merupakan peluang besar,” ujar Luhut dalam unggahan di akun Instagramnya, dikutip astakom.com, Rabu (4/6).
Baca juga :
Tidak ada rekomendasi yang ditemukan.
Menurutnya, teknologi AI dapat menjadi katalisator percepatan pembangunan, baik di sektor pelayanan publik, industri, hingga pendongkrak ekonomi dalam hal pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).
Pria yang pernah menjabat sebagai Menko Marves itu menilai, inilah saat yang tepat bagi Indonesia untuk berinvestasi besar-besaran dalam riset, talenta, dan infrastruktur digital yang berbasis pada kebutuhan lokal.
“Indonesia perlu memperkuat kapasitas nasional di bidang AI dengan mengembangkan solusi yang sesuai dengan karakter dan kebutuhan lokal,” tegasnya.
Salah satu contoh nyata adalah pendirian AI Center IT Del di tepian Danau Toba. Pusat riset ini, yang dibangun bersama NVIDIA, telah menjadi rumah bagi talenta muda Indonesia dalam mengembangkan berbagai inovasi teknologi, mulai model matematika GASING, sistem AI untuk pariwisata dan layanan publik, hingga riset genetika herbal nusantara.
Luhut menekankan bahwa Indonesia, dengan 190 juta penduduk usia produktif, tidak boleh hanya jadi penonton dalam revolusi teknologi global. Ia mendorong hadirnya Peta Jalan AI Nasional yang menyentuh sektor-sektor strategis seperti pendidikan, kesehatan, dan pertanian.
“Visi besar hanya akan menjadi kenyataan jika ada kolaborasi yang terintegrasi antara pemerintah, dunia usaha, akademisi, dan masyarakat,” kata Luhut.