Senin, 2 Jun 2025
Senin, 2 Juni 2025

Sejarah Universitas Harvard, Kampus Ternama yang Jadi Korban Kebijakan Donald Trump

Astakom, Jakarta – Pemerintah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memblokir dan mencabut hak Universitas Harvard untuk menerima mahasiswa asing (internasional), pada Kamis (22/5).

Pencabutan itu disampaikan oleh Menteri Keamanan Dalam Negeri AS Kristi Noem. Harvard tidak bisa lagi menerima mahasiswa asing dan mahasiswa asing yang masih berkuliah di sana harus pindah. ”Atau mereka akan kehilangan status legalnya,” katanya seperti dikutip astakom.com.

Pelarangan ini merupakan perselisihan terbaru Trump dan Harvard usai sang Presiden mengutarakan kekecewaannya terhadap institusi buntut demo pro-Palestina mahasiswanya tahun lalu.

Trump meminta Harvard dan sejumlah universitas menerapkan sejumlah aturan, salah satunya mengenai demo dan larangan menerima aktivis di civitas akademika. Ia juga meminta kampus untuk menyerahkan daftar mahasiswa asing beserta catatan kriminalnya.

Berbagai perguruan tinggi bersedia mengikuti kemauan Trump. Namun Harvard terang-terangan menolak.

Piahak Harvard menyebut, kebijakan tersebut melanggar Amandemen Pertama AS yang mencakup jaminan atas kebebasan berbicara hingga kebebasan berkumpul secara damai.

Trump akhirnya membekukan sejumlah dana federal bagi Harvard dan mengancam akan mencabut status bebas pajak Harvard.

Kini, Trump bahkan mengambil langkah ekstrem dengan melarang Harvard menerima mahasiswa asing.

Harvard tak tinggal diam melihat aksi Trump. Kampus akhirnya menggugat pemerintahan Trump ke pengadilan federal di Boston.

Sejauh ini, pengadilan telah mengeluarkan perintah yang melarang pemerintah mencabut sertifikasi SEVP (Student and Exchange Visitor Program) milik Harvard. Harvard dan pemerintahan Trump juga dijadwalkan hadir di pengadilan pada Kamis (29/5).

Sejarah Universitas Harvard

Mengutip laman resmi Universitas Harvard berdiri sejak 28 Oktober 1636, dan menjadi perguruan tinggi pertama di koloni Amerika.

Kisahnya bermula ketika Mahkamah Agung dan Umum Koloni Teluk Massachusetts menyetujui pendanaan sebuah sekolah tinggi sebesar 400 poundsterling.

John Harvard, seorang lulusan Universitas Cambridge di Inggris, adalah dermawan utama dan pertama yang memberikan sebagian besar harta miliknya dan perpustakaannya yang berisi 400 buku untuk mendukung pendirian Harvard.

Awalnya kampus ini bernama New College, lalu pada 13 Maret 1639 berganti nama menjadi Harvard College, demi menghormati penyumbang terbesar, John Harvard.

Pada 1640, pendeta Henry Dunster ditunjuk sebagai presiden pertama Harvard. Dua tahun setelahnya, Harvard menggelar wisuda pertamanya dengan sembilan wisudawan.

Masih menurut laman Harvard, sekolah tersebut kala itu disebut sebagai “schoale” atau “colledge”. Institusi tersebut menjadi kolese atau akademi pertama di koloni Inggris di Amerika.

Meskipun banyak orang menganggap Harvard Yard di Cambridge, Massachusetts sebagai kampus Harvard, Universitas ini juga memiliki kampus-kampus hebat di lingkungan Longwood dan Allston di Boston, Massachusetts.

Harvard College hanyalah satu dari 14 Sekolah Harvard. Sekolah ini diperuntukkan bagi mahasiswa sarjana dan 13 Sekolah pascasarjana dan profesional mengajar mahasiswa lainnya.

Sejak awal, Harvard memiliki tujuan utama untuk mendidik para pendeta. Seiring waktu, Harvard berkembang dan menambahkan program studi baru, termasuk studi kedokteran pada tahun 1782.

Harvard dikenal karena keunggulan akademisnya dan telah melahirkan banyak ilmuwan, pemenang hadiah Nobel, pemenang Pulitzer, dan kepala negara.

Harvard secara konsisten berada di peringkat teratas dunia dalam hal reputasi dan keunggulan akademis.
Harvard juga memiliki dampak sosial yang signifikan, dengan banyak alumni yang berkontribusi dalam berbagai bidang, termasuk politik, bisnis, dan seni.

Situs resmi Harvard juga mencatat, Presiden kedua AS, John Adams, lulus dari Harvard pada 1755. Ia lulus dengan peringkat ke-14 dari 24 mahasiswa.

Sebelum 1773, lulusan Harvard disusun dalam hierarki yang bukan berdasarkan kemampuan, melainkan “martabat kelahiran atau pangkat orang tua.”

Pada 1780, Konstitusi Massachusetts mulai berlaku dan secara resmi mengakui Harvard sebagai sebuah universitas.

Instruksi medis pertama yang diberikan kepada mahasiswa Harvard pada 1781 dan pendirian Sekolah Kedokteran pada 1782 resmi menjadikan Harvard sebuah universitas, baik secara fakta maupun nama.

Pada 1787, John Quincy Adams, Presiden ke-6 AS, lulus dari Harvard. Bertahun-tahun setelah itu, Harvard terus melahirkan calon-calon presiden AS, termasuk Rutherford B. Hayes, John F. Kennedy, George W. Bush, dan Barack Obama.

Rubrik Sama :

Orangtua Siswa Rela Tunggu di Sekolah untuk Ucapkan Terima Kasih atas MBG

astakom, Sumba Barat Daya, NTT — Pagi itu di salah satu sekolah di Kecamatan Kota Tambulaka, pemandangan tak biasa terjadi. Seorang orangtua menunggu di...

Survei IPO: Mayoritas Warga Nilai Pelaksanaan MBG Memuaskan

astakom, Jakarta - Mayoritas warga yaitu sebanyak 68 persen menyatakan implementasi program makan bergizi gratis (MBG) yang diinisiasi pemerintahan Prabowo Subianto berjalan baik. Hal ini terekam...

IPO: 71 Persen Masyarakat Dukung Kebijakan Prabowo Efisiensi Anggaran

astakom, Jakarta -- Sebanyak 71 persen masyarakat Indonesia mendukung serta menilai baik kebijakan efisiensi anggaran yang diimplementasikan di masa pemerintahan Presiden RI Prabowo Subianto. Hal...

Mayoritas Publik Nilai Prabowo Tegas, Antikorupsi, dan Pro-Rakyat

Jakarta — Tingkat kepuasan publik terhadap Presiden Prabowo Subianto mencapai angka 81 persen berdasarkan hasil survei terbaru Indonesia Political Opinion (IPO) yang digelar pada...

Update