astakom, Magelang – Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto dan Presiden Republik Prancis Emmanuel Macron, berkunjung ke Akademi Militer (AKmil) Magelang, Jawa Tengah, pada Kamis (29/5).
Setibanya di Gedung Kelas A, Presiden Prabowo langsung memasuki salah satu ruang kelas didampingi Presiden Macron. Seorang pengajar Bahasa Prancis langsung menyambut keduanya.
Baca juga
Dalam kelas yang penuh dengan siswa perwira berbagai matra angkatan yang sedang belajar Bahasa Prancis, Presiden Macron menyapa para peserta pelatihan dengan sapaan khas Prancis. “Bonjour!” sapa Macron di kelas tersebut.
”Bonjour…,” jawab serentak para siswa. Macron pun tampak tersenyum mendapat salam balasan dari para peserta pelatihan.
Selain itu, para siswa yang terdiri dari perwira itu diberi kesempatan memperkenalkan diri dengan Bahasa Prancis. Presiden Macron tampak tersenyum lebar dan memberikan respons hangat sepanjang sesi tersebut.
”Terima kasih banyak. Bagus sekali dan terima kasih karena telah belajar bahasa Prancis. Dan terima kasih atas komitmen ini. Terima kasih karena telah berani mengucapkan beberapa kalimat dalam bahasa Prancis di depan Presiden Indonesia dan saya,” ujar Presiden Macron dengan bangga.
Sementara itu, Presiden Prabowo mendampingi Macron dengan penuh perhatian, sambil sesekali ia menyapa para peserta pelatihan. Prabowo, bertanya nama dan asal kesatuan mereka.
Mengutip Kumparan, salah satu siswa yang disapa Prabowo ialah prajurit Angkatan Laut berpangkat Kapten dari Devisi Kapal Selam.
”Lulusan mana?” Tanya Prabowo ke prajurit tersebut.
”Siap Bapak, Akademi Aangkatan Laut tahun 2014.” Jawab prajurit tersebut.
Sang prajurit lalu menyebut dirinya bertugas di Kapal Selam KRI 403 Nagapasa. Prabowo lantas menanyakan apakah ia siap bertugas di kapal selam terbaru yakni Scorpene.
”Siap pakai Scorpenen anti ya?” Tanya Prabowo.
”Siap, perintah,” jawabnya.
Tentang Scorpene
Indonesia saat ini membeli 2 unit kapal selam Scorpene dari Prancis. Pada 4 April 2024, Kemhan telah menandatangani kontrak pembelian kapal tersebut dengan perwakilan Naval Group.
Sebelumnya, pada 10 Februari 2022, saat Menhan masih dijabat oleh Prabowo Subianto, nota kesepahaman disepakati terkait tindak lanjut kontrak pembelian itu antara PT PAL, sebagai pihak yang terlibat dalam kerja sama untuk memproduksi, dengan Naval Group.
Kapal selam Scorpene merupakan kapal selam kelas diesel electric attack yang dilengkapi dengan propulsi diesel dan propulsi udara-independen tambahan (AIP).
Kapal selam buatan DCNS Prancis ini bertenaga konvensional dengan berat 1.500 ton dan dapat mencapai kedalaman 300 m.
Kapal selam kelas Scorpene memiliki empat subtipe versi yakni diesel-listrik konvensional CM-2000, turunan air-independent propulsion (AIP) AM-2000, kapal selam pantai CA-2000 yang diperkecil, dan S-BR yang diperbesar untuk Angkatan Laut Brasil.
Scorpene terdiri dari empat varian yakni CM-2000 (61,7 meter) AM-2000 (70 meter), CA-2000, dan S-BR (75 meter). CM-2000 sendiri merupakan kapal selam diesel listrik konvensional.
Sementara AM-2000 sudah menggunakan Air Independent Propulsion (AIP) yang membuatnya lebih tahan lama menyelam dan versi modifikasi dari sistem propulsi nuklir Prancis dengan menggunakan campuran ethanol dan oksigen cair berbahan radioaktif.
Sementara itu, CA-2000 lebih kecil ukurannya karena memang difungsikan untuk menjaga pantai. Terakhir, Prancis membangun Scorpene 1000 (50 meter) atau juga dikenal dengan Mini Scorpene.
Scorpone dikembangkan DCNS berdasarkan kapal selam tenaga nuklir kelas Amethyste milik Angkatan Laut (AL) Prancis.
Salah satu keunggulan Scorpene dengan kapal selam lainnya adalah kemampuannya untuk membawa sekitar 30 ranjau laut, dan mampu melaju hingga 20 knots (37 kilometer/jam) di dalam air dan 12 knots (22 kilometer/jam) di permukaan.
Scorpene dirancang secara khusus untuk ekspor dan menggunakan sistem tempur Submarine Tactical Integrated Combat System (SUBTICS) yang juga diterapkan pada kapal selam nuklir AL Prancis.
Tak cukup sampai di situ, kapal selam Scorpene juga memiliki teknologi senyap yang tinggi sehingga membuatnya sulit terpantau lawan. Scorpene diklaim memiliki teknologi radar yang bisa mendeteksi jarak jauh dengan kekuatan menyerang yang juga tak bisa dianggap enteng.
Teknologi canggih lainnya yang terdapat pada Scorpene adalah Combat Management System (CMS) dengan tipe SUBTICS. Diketahui CMS Subtics memiliki 6 konsol umum multifungsi yang dapat digunakan untuk melakukan proses eksekusi penembakan.
Selain dapat digunakan dalam proses eksekusi penembakan, CMS Subtics juga dapat digunakan mengklasifikasi teman atau musuh. Sehingga proses CMS Subtics kapal selam Scorpene dapat mendeteksi lawan secara akurat.
CMS Subtics Scorpene pun terhubung ke dalam sistem komando dan penanganan data taktis sistem kontrol senjata.
Selain Indonesia, Scorpene juga telah digunakan sebagai sistem alutsista di beberapa negara di antaranya Chili (2 kapal), Spanyol (1 kapal), Malaysia (2 kapal), India (6 kapal), dan Brasil (6 kapal).