astakom, Jakarta – Menteri Ekonomi Kreatif RI, Teuku Riefky Harsya, langsung menerima kunjungan Menteri Kebudayaan Prancis, Rachida Dati di kantor Kementerian Ekonomi Kreatif RI, Jakarta, Rabu (28/5), untuk membahas hal-hal teknis dan mendalam terkait kerja sama antara Indonesia dan Prancis di bidang ekonomi kreatif.
Pertemuan antara kedua menteri tersebut berlangsung dalam suasana hangat. Dimana kopi Gayo, teh bunga telang, dan roti buaya disajikan sebagai simbol persahabatan antara dua negara yang ingin melangkah bersama dalam bidang ekonomi kreatif.
Baca juga
Tak sekadar pertemuan seremonial, keduanya langsung membahas langkah-langkah strategis yang akan dijalankan dalam waktu dekat, termasuk penguatan subsektor seperti film, animasi, fesyen, kriya, game, dan desain.
“Kerja sama yang disepakati untuk peningkatan kolaborasi ekosistem industri kreatif, peningkatan kualitas SDM sektor ekonomi kreatif, termasuk juga perluasan akses pasar bagi kedua negara,” ujar Menteri Teuku Riefky, yang dikutip astakom.com, Kamis (29/5).
“Kemitraan strategis ini juga akan memfasilitasi pegiat ekraf kedua negara untuk berpartisipasi pada sejumlah event besar yang akan dilakukan di Prancis maupun di Indonesia tahun ini serta tahun-tahun mendatang,” tambahnya.
Sementara itu, Menteri Kebudayaan Prancis Rachida Dati menyambut hangat keseriusan Indonesia dalam menindaklanjuti MoU yang baru diteken di Istana Negara, Jakarta, Rabu (28/5). Ia merasa optimistis bahwa langkah cepat ini akan menghasilkan kerja sama yang nyata dan berkelanjutan.
“Saya senang sekali, apa yang telah kita sepakati langsung dapat ditindaklanjuti dalam pertemuan bilateral ini. Semoga kesepakatan ini dapat berjalan dengan baik serta terwujud dalam tindakan konkret kedua negara di waktu mendatang,” kata Rachida Dati.
Dalam pertemuan tersebut, Menteri Teuku Riefky juga memaparkan capaian signifikan sektor ekonomi kreatif Indonesia dalam satu dekade terakhir. Ia menyebutkan bahwa kontribusi sektor ini terhadap perekonomian nasional terus meningkat, termasuk dalam penciptaan lapangan kerja dan ekspor.
Demikian pula jumlah tenaga kerja sektor ekonomi kreatif yang dalam 11 tahun terakhir meningkat tajam sebesar 89 persen, dari 14 juta orang menjadi 26,5 juta orang. Di mana, 68 persennya adalah perempuan. Data BPS juga mengatakan sekitar 50 persen pekerja ekraf berusia di bawah 40 tahun.
“Jadi, ekonomi kreatif merupakan sektor yang inklusif dan progresif bagi perekonomian Indonesia,” terangnya.
Rachida Dati mengamini pandangan tersebut, dan secara khusus memberikan apresiasi terhadap inklusivitas yang ditunjukkan oleh sektor ini di Indonesia.
“Saya perlu sebutkan di sini, ekonomi kreatif merupakan bidang yang mendapat perhatian khusus, karena angkanya yang meningkat dari tahun ke tahun dan persentasenya sangat membanggakan jika dilihat dari sisi Prancis,” ucapnya.
Lebih jauh, Menteri Riefky mengungkapkan bahwa kerja sama ini akan mencakup pertukaran pelaku industri kreatif melalui program pendidikan dan residensi.
Melalui mekanisme ini, pelaku kreatif dari kedua negara dapat saling belajar, bertukar pengalaman, dan meningkatkan kapasitas mereka melalui pengalaman lintas budaya yang mendalam.