astakom, Jakarta – Dunia militer Tanah Air kembali mencatat tonggak penting: Mayor Jenderal TNI Edwin Adrian Sumantha kini resmi menjabat sebagai Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Danpaspampres).
Penunjukan ini tertuang dalam Surat Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/667/V/2025, menggantikan Mayjen TNI Achiruddin yang dipercaya menempati posisi baru sebagai Pangdam IV/Diponegoro.
Baca juga
Penunjukan Mayjen Edwin bukan sekadar rotasi jabatan. Karier panjang dan rekam jejaknya mencerminkan perpaduan ketegasan ala Kopassus dengan visi humanis dan global, menjadikannya figur pemimpin yang layak diperhitungkan dalam dinamika pengamanan VVIP saat ini.
Lahir pada 23 Oktober 1975, Edwin adalah lulusan Akmil 1997 dari kecabangan Infanteri. Ia mengabdi selama 13 tahun di Grup 4 Kopassus (1998–2011), unit elite TNI AD yang kerap terlibat dalam operasi khusus berisiko tinggi.
Namun, kariernya tidak berhenti pada medan tempur. Ia sempat menjabat sebagai Pabandya Lidgal Sintel Kopassus dan dipercaya memimpin pengamanan pribadi Presiden, sebuah posisi yang menuntut integritas dan kepercayaan penuh.
Tak hanya itu, Edwin juga tercatat sebagai satu-satunya Dandim Jakarta Pusat yang menjabat dua periode, mencetak sejarah dalam struktur komando teritorial di ibu kota.
Mayjen Edwin dikenal sebagai sosok yang menjunjung tinggi pengembangan kapasitas diri. Ia menempuh pendidikan militer di luar negeri seperti:
* New Zealand Joint Command and Staff Course (2011)
* Post Graduate Diploma of Art, Massey University, Selandia Baru
Spesialisasinya mencakup intelijen, komando, jumping master, hingga keahlian sandi yudha, menjadikan Edwin sebagai kombinasi langka antara perwira lapangan dan pemikir strategis.
Rekam jejaknya di medan operasi mencakup wilayah-wilayah rawan seperti Papua dan Aceh. Ia juga pernah menjadi pengamat militer PBB di Georgia (Eropa Timur), mewakili Indonesia dalam misi internasional.
Meski tegas di medan tugas, Edwin dikenal memiliki pendekatan yang inklusif dan mendengar. Saat menjadi Dandim Jakarta Pusat, ia rutin menggelar dialog langsung dengan masyarakat.
“Solusi tak hanya datang dari senjata, tapi dari mendengar keluh kesah masyarakat langsung,” sebut Rekan internal dalam keterangannya seperti yang dikutip astakom, Rabu (28/5).
Dalam berbagai forum, Edwin kerap menyampaikan pesan yang mencerminkan filosofi hidup dan kepemimpinannya.
“Jadikan setiap tantangan sebagai kesempatan tumbuh. Kejujuran dan kerja keras tak pernah mengkhianati hasil,” ujar Edwin.
Penunjukannya sebagai Danpaspampres di tengah situasi geopolitik dan keamanan nasional yang dinamis dinilai sebagai langkah tepat untuk memperkuat lapis pengamanan VVIP Indonesia.
Dengan pengalaman tempur, pendekatan humanis, dan latar pendidikan internasional, Mayjen Edwin Adrian Sumantha bukan hanya pengawal Presiden, tapi juga representasi transformasi TNI yang adaptif, cerdas, dan berwawasan global.
Sebagai alumnus SMA Taruna Nusantara, sosok Edwin juga menjadi inspirasi baru bagi generasi muda Indonesia yang ingin mengabdi melalui jalur militer—sebuah cerita sukses dari medan operasi hingga diplomasi pertahanan tingkat dunia.
Pengangkatan Edwin sebagai Danpaspampres tidak hanya menjadi langkah regenerasi di tubuh TNI, tapi juga diharapkan membawa semangat profesionalisme, integritas, dan pendekatan adaptif dalam menjalankan misi pengamanan Presiden dan Wakil Presiden RI.
Dengan profil kepemimpinan yang matang dan pengalaman internasional, publik kini menantikan warna baru yang akan dibawa Mayjen Edwin dalam menjaga simbol kedaulatan negara: Presiden Republik Indonesia.