astakom, Jakarta – Pemerintah mendorong partisipasi generasi muda dalam sektor pertanian, yang dalam hal ini adalah petani milenial sebagai strategi jangka panjang untuk menekan inflasi pangan. Pasalnya, keterlibatan mereka diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan ketahanan pangan nasional.
Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan dan Pengembangan Usaha BUMN, Ferry Irawan menegaskan, bahwa regenerasi petani adalah elemen kunci dalam pengendalian inflasi, khususnya untuk komponen harga bergejolak (volatile food) yang selama ini menjadi kontributor utama inflasi.
Baca juga
“Pengendalian inflasi juga perlu memperhatikan daya beli masyarakat dan keberlanjutan produksi pangan. Keterlibatan generasi muda sangat penting untuk memperkuat sektor ini,” ujar Ferry dalam keterangan resminya, yang dikutip astakom.com, Rabu (28/5).
Langkah-langkah strategis pun disepakati untuk mendorong keterlibatan petani muda, di antaranya melalui fasilitasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebagai upaya pembiayaan alat dan mesin pertanian (alsintan), pelatihan, pendampingan, serta integrasi data dan pasar.
Adapun metode pembiayaan KUR ini telah diterapkan oleh salah satu pelaku usaha di Kabupaten Bangli, Bali, yakni PT Sari Galih Mesari. Terlihat pemanfaatan teknologi mampu mengubah proses pengolahan padi menjadi lebih efisien dan menghasilkan produk premium.
“Ke depannya, diharapkan semakin banyak pelaku usaha yang dapat memanfaatkan dukungan pembiayaan sehingga dapat mengembangkan usahanya dan turut berkontribusi dalam upaya pengendalian inflasi pangan,” tutur Ferry.