Jumat, 30 Mei 2025
Jumat, 30 Mei 2025

Perang Drone India-Pakistan: Senjata Udara Tanpa Awak di Asia Selatan

astakom, New Delhi – Pada Mei 2025, langit di atas Jammu, India, menjadi saksi bisu dari babak baru dalam rivalitas militer antara India dan Pakistan.

Pertempuran empat hari yang intens menandai pertama kalinya kedua negara bersenjata nuklir ini menggunakan pesawat nirawak (drone) secara besar-besaran dalam konflik mereka.

Insiden ini tidak hanya memperlihatkan eskalasi teknologi militer, tetapi juga memicu perlombaan senjata drone yang belum pernah terjadi sebelumnya di kawasan Asia Selatan.

Selama konflik tersebut, India mengerahkan berbagai jenis drone, termasuk drone buatan dalam negeri serta model dari Israel dan Polandia, untuk melakukan serangan lintas batas.

Sementara itu, Pakistan menggunakan drone yang dirakit secara lokal dengan teknologi dari Turki dan drone produksi dalam negeri seperti Shahpar-II.

Meskipun beberapa drone Pakistan berhasil dijatuhkan oleh sistem pertahanan udara India yang telah diperbarui, kedua belah pihak mengklaim keberhasilan operasional dalam penggunaan teknologi ini.

Sebagai respons terhadap konflik tersebut, India berencana menginvestasikan hingga $470 juta dalam 12 hingga 24 bulan ke depan untuk memperkuat armada drone-nya, yang merupakan peningkatan tiga kali lipat dari tingkat sebelum konflik.

Langkah ini merupakan bagian dari paket pengadaan militer darurat sebesar $4,6 miliar yang disetujui oleh pemerintah India.

India juga tengah mengembangkan jet tempur siluman generasi kelima untuk memperkuat Angkatan Udara-nya.

Konflik ini menandai awal dari perlombaan senjata drone di Asia Selatan, dengan kedua negara berlomba-lomba memperkuat kemampuan teknologi militer mereka.

India dan Pakistan, yang sebelumnya mengandalkan jet tempur dan artileri dalam konflik mereka, kini beralih ke penggunaan drone sebagai alat utama dalam operasi militer.

Penggunaan drone menawarkan keuntungan strategis, seperti kemampuan untuk menyerang target tanpa risiko terhadap personel dan potensi eskalasi yang lebih rendah.

Dengan meningkatnya ketegangan dan investasi dalam teknologi drone, kawasan Asia Selatan memasuki era baru dalam dinamika keamanan regional.

Penggunaan drone dalam konflik India-Pakistan tidak hanya mengubah cara kedua negara berperang, tetapi juga menimbulkan pertanyaan tentang stabilitas strategis dan perlunya langkah-langkah diplomatik untuk mencegah eskalasi lebih lanjut.

Rubrik Sama :

Indonesia-Prancis Matangkan Kolaborasi Ekonomi Kreatif

Menteri Ekonomi Kreatif RI, Teuku Riefky Harsya, langsung menerima kunjungan Menteri Kebudayaan Prancis, Rachida Dati di kantor Kementerian Ekonomi Kreatif RI, Jakarta, Rabu (28/5), untuk membahas hal-hal teknis dan mendalam terkait kerja sama antara Indonesia dan Prancis di bidang ekonomi kreatif.

Indonesia-Prancis Perkuat Kolaborasi Ekonomi Kreatif, Mulai Game hingga Fesyen

Indonesia dan Prancis secara resmi memperkuat kerja sama di berbagai sektor lewat penandatanganan 12 kesepakatan, salah penandatangan Memorandum of Understanding (MoU) di bidang ekonomi kreatif.

Airlangga Dorong Penyelesaian IEU-CEPA Lewat Diplomasi Prancis

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mendorong percepatan penyelesaian perjanjian dagang antara Indonesia dan Uni Eropa, IEU-CEPA (Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement), yang hingga kini belum kunjung rampung meski telah dinegosiasikan selama hampir satu dekade.

Luhut Dorong Penyelesaian IEU–CEPA Demi Perkuat Perdagangan RI–Prancis

Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan menekankan pentingnya percepatan penyelesaian Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia–Uni Eropa (IEU–CEPA), sebagai langkah strategis untuk memperkuat hubungan perdagangan dan investasi antara Indonesia dan Prancis.

Update