astakom, Jakarta – Menjelang pelaksanaan wukuf di Arafah yang menjadi puncak ibadah haji, jemaah perempuan diimbau untuk mempersiapkan diri secara fisik dan spiritual.
Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, Hj. Badriyah Fayumi, menyampaikan lima pesan penting agar ibadah wukuf berjalan lancar, sah, dan tetap nyaman bagi jemaah perempuan.
Baca juga
Menurutnya, haji merupakan bentuk jihad bagi perempuan karena menuntut pengorbanan besar.
“Perempuan yang berhaji telah melakukan pengorbanan besar—meninggalkan keluarga, rutinitas harian, dan menempuh perjalanan panjang demi memenuhi panggilan Ilahi,” ujarnya, Sabtu (24/5).
Berikut lima hal yang perlu diperhatikan jemaah perempuan menjelang wukuf:
1. Haid Tidak Menghalangi Wukuf
Badriyah menegaskan bahwa perempuan yang sedang haid tetap diperbolehkan mengikuti wukuf. “Yang tidak bisa dilakukan hanya tawaf, itu pun bisa dilakukan setelah suci,” jelasnya.
Bila haid datang menjelang wukuf, jemaah disarankan mengubah niat haji dari tamattu’ menjadi qiran. “Niatkan haji qiran, ikuti wukuf, lalu lanjutkan rangkaian ibadah. Umrah bisa dilakukan setelah suci,” tambahnya.
2. Gunakan Pembalut atau Pampers untuk Antisipasi
Karena antrean toilet saat wukuf cenderung panjang, Badriyah menyarankan penggunaan pembalut atau pampers untuk menjaga kenyamanan dan kesucian pakaian ihram. “Setelah ada kesempatan, barulah bersuci dan mengganti,” katanya.
3. Soal Masker dan Aurat dalam Ihram
Meski perempuan tidak diperbolehkan menutup wajah dan telapak tangan saat ihram secara fikih, penggunaan masker tetap diperbolehkan dalam kondisi tertentu seperti cuaca panas atau risiko ISPA.
“Kalau demi menjaga kesehatan, itu tidak mengapa. Tapi kalau ingin lebih berhati-hati, bisa membayar fidyah dengan puasa tiga hari atau sedekah kepada enam fakir miskin,” jelasnya.
4. Hemat Energi, Gandakan Amal
Menjelang fase Armuzna (Arafah, Muzdalifah, dan Mina), jemaah dianjurkan menyimpan tenaga. Badriyah menyarankan untuk mengisi waktu dengan ibadah ringan seperti zikir, doa, tadarus, dan sedekah.
“Gunakan waktu ini untuk ibadah yang ringan tapi berpahala besar, seperti zikir, tadarus, sedekah, doa, sabar, dan pengendalian diri,” pesannya.
5. Hindari Perdebatan, Perkuat Keikhlasan
Perbedaan pendapat soal fikih sering memicu perdebatan di kalangan jemaah. Badriyah mengingatkan agar hal tersebut dihindari.
“Pilihlah pendapat yang paling menenangkan hati. Jangan habiskan waktu untuk memperdebatkan hal yang tidak perlu. Fokuslah pada niat dan keikhlasan,” imbaunya.
Sebagai penutup, Badriyah mengajak jemaah perempuan menjadikan wukuf sebagai momentum refleksi diri dan puncak kedekatan spiritual.
“Ketika kita lelah berjalan menuju Jamarat, niatkan sebagai langkah menuju Allah. Ketika kita melepaskan kenyamanan saat ihram, niatkan sebagai tanda cinta kepada-Nya. Semoga semua pengorbanan ini mengantarkan kita menjadi haji yang mabrur,” pungkasnya.