astakom, Jakarta – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengajak umat Muslim di Indonesia memanfaatkan fenomena langka Istiwa A‘zam untuk meluruskan kembali arah kiblat umat Muslim.
Sebagai informasi, bahwa Istiwa A‘zam merupakan peristiwa astronomi langka, dimana matahari tepat berada di atas Ka’bah. Sehingga fenomena ini memungkinkan siapa saja untuk mengkalibrasi ulang arah kiblat dengan akurasi sempurna.
Baca juga :
Tidak ada rekomendasi yang ditemukan.
Fenomena ini akan berlangsung dari tanggal 26 hingga 30 Mei 2025, dengan waktu puncak pada 28 Mei pukul 16.18 WIB atau 17.18 WITA. Momen serupa akan kembali terjadi pada 14–18 Juli 2025, dengan puncaknya pada 16 Juli pukul 16.27 WIB.
Hanya saja, fenomena ini terbatas untuk wilayah Indonesia bagian Barat dan Tengah bagian Barat, seperti Pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan Barat dan Tengah, Bali, dan sebagian Sulawesi bagian Barat.
Sementara masyarakat di wilayah Indonesia bagian Timur—termasuk Papua, Maluku, Nusa Tenggara Timur, dan sebagian Sulawesi Tengah dan Tenggara bisa menggunakan fenomena antipoda Ka’bah.
Pada saat itu, matahari berada di titik yang berseberangan langsung dengan Ka’bah, yang terjadi setiap 14 Januari pukul 06.30 WIT dan 29 November pukul 06.09 WIT.
Bagaimana Cara Menentukan Arah Kiblat?
BMKG membagikan cara mudah dan praktis bagi masyarakat untuk melakukan pengecekan arah kiblat sendiri tanpa bantuan alat digital:
- Cocokkan jam Anda dengan jam atom BMKG (bisa diakses melalui situs resmi BMKG).
- Siapkan benda tegak lurus, seperti tiang, tongkat, atau sisi dinding bangunan yang berdiri tegak di atas permukaan tanah datar.
- Mulai kalibrasi sejak 5 menit sebelum hingga 5 menit setelah pukul 16.18 WIB (untuk wilayah Indonesia Barat) atau 17.18 WITA (untuk wilayah Indonesia Tengah).
- Perhatikan arah bayangan yang terbentuk saat puncak waktu tersebut. Tarik garis lurus dari ujung bayangan ke dasar benda tegak. Itulah arah kiblat Anda.