astakom, Jakarta – Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto mengungkapkan, bahwa hubungan Indonesia dengan Tiongkok telah lama terjalin sebelum era hubungan diplomatik era modern.
Pernyataan presiden merujuk pada sejarah pelayaran armada Laksamana Cheng Ho ke wilayah Asia Tenggara, Semenanjung Malaya, Sumatera, dan Jawa pada awal abad ke-15.
Baca juga
Bahkan, Cheng Ho tercatat beberapa kali melakukan misi diplomasi dan perdamaian ke wilayah Nusantara.
Kini, di era modern, hubungan diplomatik Indonesia dan Republik Rakyat Tiongkok (RRT) tampak semakin erat. Hal itu dibuktikan dengan kehadiran Perdana Menteri RRT Li Qiang ke Indonesia.
Untuk menunjukkan eratnya hubungan kedua negara, Presiden Prabowo mengadakan jamuan santap resmi menyambut kunjungan PM Li Qiang, di Istana Negara Jakarta, Minggu (25/5).
Acara diawali dengan sambutan hangat dari Presiden Prabowo yang menyampaikan apresiasi atas kunjungan penting tersebut.
Presiden Prabowo juga menegaskan bahwa pertemuan bilateral yang berlangsung sebelumnya telah menghasilkan banyak kesepakatan strategis.
“Kami optimistis bahwa kerja sama ini akan membawa kebaikan bagi kedua bangsa dan rakyat kita. Tetapi lebih penting, kami yakin ini akan membawa kedamaian di seluruh kawasan Asia Tenggara bahkan Asia Pasifik,” ujar Presiden Prabowo.
Usai sambutan Presiden, PM Li Qiang kemudian menyampaikan sambutannya. PM Li menyatakan kebahagiaannya atas kunjungan ke Indonesia di momen peringatan 75 tahun hubungan diplomatik kedua negara.
“Saya juga ingin mengucapkan selamat atas hasil perkembangan pembangunan beberapa tahun ini di Indonesia.”
“Saya juga mengucapkan terima kasih atas penyambutan hangat yang diberikan kepada saya oleh Presiden Prabowo dan pemerintah Indonesia,” tutur PM Li.
Ia menekankan bahwa hubungan kedua negara semakin erat berkat kepercayaan dan keinginan untuk saling mendukung dalam jalur menuju modernisasi bersama.
“Ke depan, Tiongkok siap berpegang tangan dengan Indonesia mempererat kerja sama bilateral, saling menyukseskan dalam jalur kita menuju modernisasi, bersama menyambut masa depan gemilang bersama,” ujar PM Li Qiang.
Rangkaian santap siang resmi pun dimulai, dengan menyajikan hidangan khas Nusantara yang dipadukan dengan cita rasa internasional, mulai dari Sop Buntut hingga Wingko Babat.
Sambil menikmati hidangan, para tamu dihibur dengan pertunjukan seni budaya yang memukau. Salah satunya adalah Tari Burung Enggang, yang juga dikenal sebagai Tari Enggang.
Tarian tersebut merupakan tarian tradisional suku Dayak Kenyah di Kalimantan Timur. Ada pula penampilan sejumlah lagu, mulai dari “One Moment in Time” dan “When I Fall in Love”, hingga lagu-lagu klasik dan populer dari kedua negara seperti “Ni Wen Wo Ai”, “Xing Xing Suo”, “Gemu Fa Mi Re”, dan “Wo He Wo De Zhu Guo”.
Jamuan santap siang resmi pun ditutup dengan penuh keakraban. Presiden Prabowo mengantar langsung Premier Li Qiang hingga ke kendaraan resmi, sebagai bentuk penghormatan tinggi dan persahabatan antara kedua pemimpin dan negara.
Kehangatan, seni, dan rasa saling menghormati yang ditampilkan dalam jamuan ini menjadi simbol kuat komitmen Indonesia dan Tiongkok untuk melangkah bersama menuju masa depan yang lebih bersahabat dan sejahtera.