Kamis, 9 Okt 2025
Kamis, 9 Oktober 2025

Harvard Gugat Pemerintahan Trump

astakom, Boston – Universitas Harvard resmi menggugat pemerintahan Trump atas larangan pendaftaran mahasiswa internasional yang dinilai sebagai bentuk pembalasan politik tidak konstitusional.

Gugatan ini diajukan ke pengadilan federal Boston pada Kamis (22/5) dan menjadi gugatan kedua Harvard terhadap administrasi mantan Presiden AS itu.

Dalam dokumen hukum, Harvard menyebut keputusan pemerintahan Trump melanggar Amandemen Pertama dan bisa berdampak langsung serta menghancurkan bagi lebih dari 7.000 pemegang visa mahasiswa, termasuk hampir 6.800 mahasiswa asing di Cambridge.

“Dengan goresan pena, pemerintah telah berupaya menghapus seperempat dari mahasiswa Harvard, mahasiswa internasional yang memberikan kontribusi signifikan terhadap Universitas dan misinya,” tulis gugatan itu sebagaimana dikutip astakom, Jumat (23/5).

Larangan ini menyusul tuntutan Menteri Keamanan Dalam Negeri Kristi Noem pada 16 April, yang menuntut Harvard menyerahkan data lengkap seluruh mahasiswa asing dalam waktu 72 jam—termasuk rekaman aktivitas protes di kampus.

Pemerintah menuding Harvard membiarkan agitator anti-Amerika dan pro-teroris menyerang mahasiswa Yahudi serta menuduh kampus itu berkoordinasi dengan Partai Komunis Tiongkok, termasuk menampung anggota kelompok paramiliter Tiongkok pada 2024.

Noem mengatakan, tindakan terhadap Harvard akan menjadi peringatan bagi universitas lain.

Presiden Harvard Alan Garber membela kampusnya, menegaskan universitas tidak akan tunduk terhadap tekanan politik dan tetap berpegang pada prinsip-prinsip hukum.

“Harvard tidak akan mengalah pada prinsip-prinsip inti yang dilindungi secara hukum karena takut akan pembalasan,” ujar Garber.

Selain larangan mahasiswa asing, pendanaan federal senilai $2,2 miliar juga dibekukan, menyusul penolakan Harvard terhadap desakan perubahan kebijakan, audit fakultas, dan reformasi Organisasi mahasiswa.

Dalam gugatannya, Harvard menyatakan pemotongan dana dan larangan tersebut adalah bagian dari kampanye tekanan politik untuk mengontrol arah akademis kampus.

Sementara itu, Pemerintah China turut bereaksi, menyebut larangan itu sebagai langkah yang merusak reputasi global Amerika Serikat, terutama karena 1.203 mahasiswa China tengah menempuh studi di Harvard tahun ini.

Ikuti perkembangan berita terkini ASTAKOM di GOOGLE NEWS

Feed Update

Menjalin Persahabatan Lewat Budaya, Fadli Zon Bertemu Xanana Gusmao

astakom.com, Dili,  – Dalam rangka memperingati 23 tahun hubungan diplomatik Indonesia–Timor Leste, Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon, melakukan kunjungan kenegaraan ke Timor-Leste. Salah satu...

Indonesia Unggul Kontes Robotik Negara Kawasan, Ibra Haziq Juara Robotik ASEAN

astakom.com, Kuala Lumpur- Ditengang melandainya inovasi teknologi di negara-negara kawasan Asia Tenggara, sosok Ibra Haziq pelajar siswa sekolah dasar dari Indonesia tampil memecah ruang...

Baret Biru TNI di Kongo Pegang Teguh Amanat Prabowo: Seribu Kawan Terlalu Sedikit

astakom, Jakarta — Komandan Satuan Tugas Pasukan Gerak Cepat (BGC) TNI untuk misi perdamaian PBB di Republik Demokratik Kongo, Kolonel Infanteri Fardin Wardhana, menegaskan...

Baliho Prabowo di Israel Viral, Kemlu: Indonesia Tetap Konsisten Dukung Kemerdekaan Palestina

astakom.com, Jakarta - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI merespon keberadaan baliho yang menyematkan foto Presiden RI Prabowo Subianto. Baliho tersebut diketahui terpampang di Ibu...

Konsisten Dorong Perdamaian Dunia, Trump: Prabowo Pemimpin Luar Biasa

astakom.com, Jakarta - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memuji Presiden RI Prabowo Subianto yang disebutnya sebagai pemimpin luar biasa. Hal itu disampaikannya dalam...

RI Rampungkan CEPA dengan Kanada dan Eropa, Prabowo: Alhamdulillah Kunjungan Saya Bawa Manfaat

astakom.com, Jakarta – Presiden RI Prabowo Subianto menyampaikan hasil positif dari kunjungan kerjanya ke luar negeri. Salah satu capaian penting adalah penandatanganan Comprehensive Economic...

Viral