Senin, 30 Juni 2025

Airlangga Ajak ASEAN Satukan Kekuatan Hadapi Perang Tarif Global

astakom, Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mendorong negara-negara ASEAN untuk memperkuat sinergi regional dalam menghadapi tantangan perdagangan global, khususnya di sektor pertambangan baja dan mineral.

Hal itu sebagaimana disampaikan Airlangga saat membuka acara Iron Steel Summit & Exhibition Indonesia (ISSEI) 2025 di Jakarta Convention Center, Rabu (21/5).

Dalam kesempatan itu, ia menekankan pentingnya kerja sama kawasan untuk menjaga daya saing industri di tengah tekanan geopolitik dan ekonomi dunia, termasuk soal kebijakan tarif yang diberlakukan oleh negara besar seperti Amerika Serikat.

“Saya ingin menggarisbawahi bahwa perdagangan global sedang memasuki tahun-tahun yang sulit karena adanya tarif struktural di mana besi, baja, dan aluminium dikenakan tarif 25 persen. Namun karena ini diperlakukan untuk seluruh dunia, maka tentunya kita harus menjaga daya saing kita,” ujar Airlangga, dikutip astakom.com dari siaran pers, Kamis (22/5).

Lebih lanjut, Airlangga menyoroti posisi strategis ASEAN sebagai salah satu kawasan produsen baja terbesar dunia, mengingat nilai ekonomi kolektif dari kawasan ini mencapai USD3 triliun lebih.

Menurutnya, kekuatan kolektif ASEAN perlu dimaksimalkan, terutama di tengah perang dagang antara Amerika Serikat dan China yang turut memengaruhi stabilitas di kawasan Indo-Pasifik.

“Saya pikir sudah saatnya bagi ASEAN, sebagai salah satu produsen baja terbesar di dunia, untuk bekerja sama,” kata Airlangga.

Dalam kesempatan yang sama, ia menyaksikan penandatanganan Nota Kesepahaman ASEAN Iron & Steel Council oleh enam negara yakni Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam.

Nota kesepahaman ini diharapkan dapat memperkuat rantai pasok regional dan memperluas kolaborasi lintas negara di sektor industri logam.

“Saya juga mengapresiasi penandatanganan Nota Kesepahaman tadi yang akan meningkatkan rantai pasokan regional kita,” pungkasnya.

Rubrik Sama :

Konflik Iran-Israel, Neraca Dagang Indonesia Tetap Stabil

Meski konflik bersenjata antara Iran dan Israel terus bereskalasi, aktivitas perdagangan Indonesia dengan kedua negara tersebut masih berjalan normal dan bahkan menunjukkan surplus yang stabil.

DEN Tegaskan Bansos Bukan Beban, Tapi Investasi

Pandangan umum bahwa program bantuan sosial (bansos) hanyalah beban bagi anggaran negara ditepis tegas oleh anggota Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Arief Anshory Yusuf.

DPR Pastikan Konflik Iran-Israel Belum Ganggu Subsidi BBM

Ketegangan geopolitik antara Iran dan Israel belum memberikan dampak signifikan terhadap postur fiskal Indonesia, terutama dalam hal subsidi bahan bakar minyak (BBM).

Prabowo Sorot Perkembangan Hilirisasi, Rakyat Harap Kemajuan Cepat

astakom, Karawang — Presiden RI Prabowo Subianto meminta menterinya untuk serius dan bekerja cepat dalam upaya hilirisasi industri karena rakyat ingin pemerintah untuk bergerak...
Cover Majalah

Update