astakom, Jakarta – Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifah Fauzi menegaskan program unggulan Kemen PPPA, yakni Ruang Bersama Indonesia (RBI) sebagai kelanjutan dari program Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak (DRPPA).
Program ini diinisiasi sebagai upaya kolaboratif lintas kementerian dan lembaga guna menyelesaikan berbagai persoalan di tingkat desa, khususnya yang menyangkut perempuan dan anak.
“RBI hadir sebagai bentuk transformasi pendekatan pembangunan desa yang sebelumnya bersifat sektoral menjadi lebih kolaboratif. Kami ingin membangun desa yang ideal tanpa kekerasan terhadap perempuan dan anak, tanpa stunting, dan penuh dengan perempuan yang berdaya secara ekonomi,” jelas Arifah Fauzi, Senin (19/5) seperti dikutip astakom.com.
Menurut Arifah, jika desa sebagai struktur dasar masyarakat dapat diberdayakan secara menyeluruh, maka kekuatan bangsa akan tercipta dari akar rumput.
Menteri PPPA menjelaskan salah satu kekuatan utama RBI adalah sinergi antar kementerian/lembaga dan melibatkan masyarakat. RBI tidak hanya menargetkan penguatan perempuan dan anak, tetapi juga penguatan keluarga sebagai unit terkecil bangsa.
“Saat ini, RBI telah diimplementasikan di tujuh titik yang mewakili lima zona di Indonesia, yaitu Jambi, Kalimantan Selatan, Gorontalo, Nusa Tenggara Timur, Jawa Timur, DKI Jakarta, dan Banten,” rinci Arifah.
Hingga akhir tahun ini, kata Arifah, Kemen PPPA menargetkan 138 desa/kelurahan ramah perempuan dan anak bertransformasi menjadi RBI. Perbedaan utama terletak pada penambahan indikator kolaborasi dan sinergi.
Terkait fenomena kekerasan seksual yang terus meningkat, Menteri PPPA menegaskan RBI juga menyediakan ruang aman di desa, seperti balai desa yang bisa digunakan sebagai tempat sharing, parenting class, hingga diskusi tentang pengasuhan yang tepat.
Program pemberdayaan perempuan juga menjadi fokus utama, dengan menggandeng mitra untuk melakukan asesmen potensi dan sumber daya alam di desa, memberikan pelatihan sesuai passion perempuan, dan memfasilitasi akses permodalan untuk pengembangan usaha.
RBI juga merespons tantangan zaman dengan memfasilitasi permainan tradisional berbasis kearifan lokal untuk anak-anak. Permainan ini mampu membentuk karakter dan membangun nilai sosial daripada gadget yang kerap membuat anak menjadi asosial.
Program RBI, lanjut Arifah, menjadi wujud nyata pendekatan pentahelix yang menekankan pentingnya kerja sama antara pemerintah, dunia usaha, akademisi, media, dan masyarakat.
”Dengan adanya penguatan perempuan, kolaborasi lintas sektor, dan partisipasi masyarakat, kami berharap RBI dapat menjadi model pembangunan inklusif dan berkelanjutan di Indonesia,” pungkas Menteri PPPA.