astakom, Jakarta – Hubungan bilateral Indonesia dan Swiss semakin erat dengan komitmen baru dalam bidang pendidikan, perdagangan, dan investasi. Hal ini ditegaskan dalam pertemuan antara Menteri Luar Negeri RI Sugiono dan Duta Besar Swiss untuk Indonesia, Olivier Zehnder, di Kementerian Luar Negeri RI, Selasa (20/5).
Dalam suasana diplomatik yang hangat, kedua pejabat membahas berbagai langkah strategis untuk meningkatkan kerja sama di bidang pendidikan vokasi, riset, dan pengembangan koperasi, yang merupakan keunggulan tradisional Swiss.
Baca juga
Kerja sama ini dinilai penting dalam mendukung transformasi sumber daya manusia Indonesia menuju Indonesia Emas 2045.
Pertemuan ini juga menegaskan komitmen kedua negara untuk memaksimalkan potensi kerja sama ekonomi melalui pemanfaatan skema Indonesia-EFTA CEPA.
Sebagai anggota terbesar European Free Trade Association (EFTA) yang bermitra dengan Indonesia, Swiss memainkan peran kunci dalam mendorong arus perdagangan bebas dan investasi berkualitas tinggi.
Dalam konteks ketahanan pangan, Indonesia dan Swiss sepakat memperkuat kolaborasi lintas sektor guna menciptakan sistem pangan nasional yang berkelanjutan.
Di sisi investasi, Perjanjian Peningkatan dan Perlindungan Penanaman Modal Indonesia-Swiss (BIT) menjadi payung hukum yang mendorong rasa aman dan kepercayaan investor Swiss di Tanah Air.
Pada tahun 2024, total nilai perdagangan antara Indonesia dan Swiss mencapai sekitar USD 2,3 miliar. Komoditas ekspor utama Indonesia ke Swiss antara lain perhiasan, logam mulia, dan alas kaki.
Di sisi lain, Swiss dikenal sebagai investor besar asal Eropa di Indonesia, dengan fokus pada sektor industri farmasi dan makanan.
Kedua negara berkomitmen untuk terus memperluas peluang ekonomi melalui mekanisme bilateral yang telah ada, sekaligus membuka ruang bagi sektor-sektor baru yang berpotensi tinggi seperti ekonomi hijau, digitalisasi, dan teknologi kesehatan.