astakom, Jakarta — Ketegangan geopolitik dan meningkatnya proteksionisme Amerika Serikat menjadi tantangan baru bagi stabilitas ekonomi global, termasuk Indonesia. Kondisi ini turut memicu volatilitas pasar keuangan dan menjadi salah satu faktor utama perlambatan ekonomi RI di kuartal I 2025.
Chief Economist Bank Mandiri, Andry Asmoro menjelaskan, bahwa kebijakan tarif resiprokal yang diterapkan Amerika Serikat (AS) semakin membatasi ruang perdagangan internasional.
Baca juga
“Kebijakan perdagangan Amerika yang makin proteksionis menciptakan tekanan eksternal baru, memicu ketidakpastian pasar global, dan mengganggu arus investasi lintas negara,” ujar Andry dalam keterangan pers, yang dikutip astakom.com, Selasa (20/5).
Sebagai dampaknya, Dana Moneter Internasional (IMF) menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia dari 3,3 persen menjadi 2,8 persen.
Sementara itu, perekonomian Indonesia tumbuh 4,87 persen secara tahunan (yoy) di kuartal I 2025, mengalami sedikit perlambatan dibandingkan kuartal sebelumnya.
Kurs rupiah juga tak luput dari tekanan. Sepanjang 2025, nilai tukar menghadapi fluktuasi akibat penguatan dolar AS serta ketegangan geopolitik global. Andry menekankan pentingnya respons kebijakan yang terukur dan terkoordinasi.
“Fluktuasi ini perlu direspons dengan kebijakan stabilisasi yang cermat agar tidak menekan sektor riil,” katanya.
Meski demikian, Bank Mandiri tetap memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di kisaran 4,93 persen sepanjang 2025. Proyeksi ini mengandalkan sinergi kebijakan fiskal dan moneter dalam menjaga daya beli masyarakat, stabilitas harga, dan nilai tukar.
Sektor ekspor juga masih mendapat dorongan dari harga komoditas yang relatif tinggi. “Meski terjadi koreksi harga, margin masih dalam level wajar dan tetap mendukung stabilitas sektor eksternal,” imbuh Andry.
Dengan tantangan eksternal yang semakin kompleks, penguatan ketahanan ekonomi domestik menjadi semakin penting. Koordinasi lintas sektor dan konsistensi kebijakan juga dipandang oleh Andry sebagai kunci menjaga stabilitas ekonomi nasional di tengah gejolak global.