Rabu, 21 Mei 2025
Rabu, 21 Mei 2025

Proteksionisme AS dan Ketegangan Global Jadi Tantangan Baru Ekonomi RI

astakom, Jakarta — Ketegangan geopolitik dan meningkatnya proteksionisme Amerika Serikat menjadi tantangan baru bagi stabilitas ekonomi global, termasuk Indonesia. Kondisi ini turut memicu volatilitas pasar keuangan dan menjadi salah satu faktor utama perlambatan ekonomi RI di kuartal I 2025.

Chief Economist Bank Mandiri, Andry Asmoro menjelaskan, bahwa kebijakan tarif resiprokal yang diterapkan Amerika Serikat (AS) semakin membatasi ruang perdagangan internasional.

“Kebijakan perdagangan Amerika yang makin proteksionis menciptakan tekanan eksternal baru, memicu ketidakpastian pasar global, dan mengganggu arus investasi lintas negara,” ujar Andry dalam keterangan pers, yang dikutip astakom.com, Selasa (20/5).

Sebagai dampaknya, Dana Moneter Internasional (IMF) menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia dari 3,3 persen menjadi 2,8 persen.

Sementara itu, perekonomian Indonesia tumbuh 4,87 persen secara tahunan (yoy) di kuartal I 2025, mengalami sedikit perlambatan dibandingkan kuartal sebelumnya.

Kurs rupiah juga tak luput dari tekanan. Sepanjang 2025, nilai tukar menghadapi fluktuasi akibat penguatan dolar AS serta ketegangan geopolitik global. Andry menekankan pentingnya respons kebijakan yang terukur dan terkoordinasi.

“Fluktuasi ini perlu direspons dengan kebijakan stabilisasi yang cermat agar tidak menekan sektor riil,” katanya.

Meski demikian, Bank Mandiri tetap memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di kisaran 4,93 persen sepanjang 2025. Proyeksi ini mengandalkan sinergi kebijakan fiskal dan moneter dalam menjaga daya beli masyarakat, stabilitas harga, dan nilai tukar.

Sektor ekspor juga masih mendapat dorongan dari harga komoditas yang relatif tinggi. “Meski terjadi koreksi harga, margin masih dalam level wajar dan tetap mendukung stabilitas sektor eksternal,” imbuh Andry.

Dengan tantangan eksternal yang semakin kompleks, penguatan ketahanan ekonomi domestik menjadi semakin penting. Koordinasi lintas sektor dan konsistensi kebijakan juga dipandang oleh Andry sebagai kunci menjaga stabilitas ekonomi nasional di tengah gejolak global.

Rubrik Sama :

Heri Akhmadi: Indonesia Butuh Pembiayaan yang Inovatif untuk Pembangunan Berkelanjutan

astakom, Osaka – Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang Heri Akhmadi menyatakan, Indonesia membutuhkan kemitraan global, ide-ide pembiayaan yang segar, dan cara-cara yang lebih...

Momen Presiden Prabowo Bertolak ke Tanah Air

astakom, Bangkok - Presiden Prabowo Subianto bertolak ke Tanah Air setelah melakukan kunjungan kenegaraan di Bangkok, Thailand, Senin (19/5). Kunjungan Presiden Prabowo ke Thailand...

Pertemuan Bilateral Indonesia dan Thailand

astakom, Bangkok - Presiden Prabowo Subianto dan Perdana Menteri (PM) Thailand Paetongtarn Shinawatra melanjutkan agenda pertemuan bilateral di Government House, Bangkok, Thailand, Senin (19/5)....

Bangkok–Surabaya–Medan Kini Terhubung, Prabowo: Momentum Baru Pariwisata

astakom, Bangkok — Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menyambut baik pembukaan jalur penerbangan baru yang menghubungkan Bangkok–Surabaya, Medan, dan Phuket. Langkah ini diyakini akan...

Update