astakom, Jakarta – Ekonomi Indonesia mencatatkan pertumbuhan sebesar 4,87 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal I 2025, sedikit menurun dibandingkan kuartal sebelumnya yang mencapai 5,02 persen.
Chief Economist Bank Mandiri, Andry Asmoro, menyebut perlambatan tersebut merupakan bagian dari transisi menuju pola pertumbuhan ekonomi yang lebih seimbang dan berkelanjutan.
Baca juga
“Ini merupakan tahapan normalisasi yang wajar, terutama setelah tingginya aktivitas ekonomi pada 2024 yang didorong oleh faktor pemilu,” kata Andry dalam keterangan pers, yang dikutip astakom.com, Selasa (20/5).
Menurut riset tim ekonom Bank Mandiri, perlambatan ini dipicu oleh efek basis tinggi pada tahun sebelumnya serta munculnya sinyal awal perlambatan investasi domestik.
Di sisi eksternal, tekanan datang dari kebijakan proteksionis Amerika Serikat yang kian agresif, menciptakan ketidakpastian global dan membuat IMF memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia dari 3,3 persen menjadi 2,8 persen.
Meski demikian, sektor konsumsi rumah tangga tetap menunjukkan daya tahan yang kuat. Konsumsi tumbuh 4,89 persen yoy, terdorong oleh momen Idulfitri meskipun tren masyarakat mulai menunjukkan kecenderungan untuk meningkatkan tabungan.
“Konsumsi masih menjadi mesin utama pertumbuhan,” ujar Andry.
Inflasi juga tercatat terkendali, dengan laju inflasi tahunan hingga April 2025 berada di angka 1,95 persen. Andry menjelaskan bahwa normalisasi tarif listrik pasca subsidi menjadi penyumbang utama kenaikan inflasi, namun masih dalam batas wajar.
Lebih lanjut, Bank Mandiri memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2025 berada di kisaran 4,93 persen. Proyeksi ini didasarkan pada sinergi kebijakan fiskal dan moneter yang diharapkan mampu menjaga daya beli masyarakat dan menggenjot investasi.