astakom, Karawang – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mengibaratkan petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman (POPT) seperti Satria Baja Hitam. Mereka menjadi ujung tombak di lapangan dalam melakukan pengamatan, identifikasi, hingga penanggulangan awal serangan hama.
Sudaryono menyampaikan hal tersebut dalam kunjungannya ke Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tanaman (BBPOPT) di Karawang, Jawa Barat, Kamis (15/5).
Baca juga :
Tidak ada rekomendasi yang ditemukan.
”POPT ini adalah orang-orang yang bekerja silent, Satria Baja Hitam yang membasmi hama, sangat berjasa untuk hajat hidup orang banyak. Dia tugasnya mengamati, dia langsung diidentifikasi, kemudian sebisa mungkin sebelum menular yang banyak itu dikendalikan,” jelasnya.
Sudaryono menilai, apa yang dilakukan petugas PPOT berjasa besar dalam membantu para petani tetap bisa memetik hasil panennya. Hal ini jauh lebih baik dibandingkan para petani mengalami gagal panen akibat hama.
Di samping mengapresiasi kerja para petugas (POPT) yang tersebar di seluruh Indonesia, Wamentan juga menyebut Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT) sebagai markas Satria Baja Hitam.
Karena, kata Wamentan, apa yang mereka lakukan jauh lebih efektif dan efisien dibandingkan penanganan setelah serangan meluas.
“Kalau hama sudah banyak, biayanya besar, dampaknya luas, dan biasanya petani terpaksa pakai pestisida. Padahal pestisida itu mahal dan punya efek negatif jangka panjang. Maka pencegahan jauh lebih baik daripada mengobati,” tegasnya.
Wamentan menekankan pentingnya penanganan hama dan penyakit yang dapat berpengaruh pada produksi pertanian. Tugas BBPOPT tidak sekadar merespons serangan hama, melainkan melakukan deteksi dini dan peramalan berbasis pola agar ancaman bisa diantisipasi sejak awal.
“Ini adalah balai besar yang kerjanya bagaimana meramalkan dan menanggulangi hama yang kemungkinan akan menyerang tanaman kita, bisa padi, jagung, buah-buahan, dan lainnya,” tutur Sudaryono seperti dikutip astakom.com dalam siaran persnya, Sabtu (17/5).
Selain memantau dan meramalkan, lanjut Wamentan, tugas BBPOPT juga memastikan agar ancaman itu bisa ditangani sebelum berdampak luas pada produksi pangan kita.
Untuk itu, ia mengapresiasi dan mendorong peran BBPOPT Kementerian Pertanian terus melakukan deteksi dini dan langkah pencegahan hama dan penyakit.
Wamentan menambahkan bahwa tugas BBPOPT tidak sekadar merespons serangan hama, melainkan melakukan deteksi dini dan peramalan berbasis pola agar ancaman bisa diantisipasi sejak awal.
Selain itu, Wamentan Sudaryono juga berharap sinergi antara POPT, penyuluh pertanian, serta pemanfaatan teknologi informasi agar respons pengendalian hama bisa lebih cepat dan akurat.
Ke depan, ia menyebut Kementerian Pertanian akan terus memperkuat dukungan terhadap BBPOPT, baik dari sisi SDM, sarana, maupun inovasi teknologi.
“BBPOPT ini bukan hanya soal Karawang, tapi soal ketahanan pangan nasional. Peran mereka strategis, karena tanpa perlindungan tanaman yang kuat, produksi pangan kita terancam,” tutupnya.