Minggu, 18 Mei 2025
Minggu, 18 Mei 2025

Petugas POPT Ibarat Satria Baja Hitam, dan Balai Pertanian Karawang Markasnya

astakom, Karawang – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mengibaratkan petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman (POPT) seperti Satria Baja Hitam. Mereka menjadi ujung tombak di lapangan dalam melakukan pengamatan, identifikasi, hingga penanggulangan awal serangan hama.

Sudaryono menyampaikan hal tersebut dalam kunjungannya ke Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tanaman (BBPOPT) di Karawang, Jawa Barat, Kamis (15/5).

Baca juga :

Tidak ada rekomendasi yang ditemukan.

”POPT ini adalah orang-orang yang bekerja silent, Satria Baja Hitam yang membasmi hama, sangat berjasa untuk hajat hidup orang banyak. Dia tugasnya mengamati, dia langsung diidentifikasi, kemudian sebisa mungkin sebelum menular yang banyak itu dikendalikan,” jelasnya.

Sudaryono menilai, apa yang dilakukan petugas PPOT berjasa besar dalam membantu para petani tetap bisa memetik hasil panennya. Hal ini jauh lebih baik dibandingkan para petani mengalami gagal panen akibat hama.

Di samping mengapresiasi kerja para petugas (POPT) yang tersebar di seluruh Indonesia, Wamentan juga menyebut Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT) sebagai markas Satria Baja Hitam.

Karena, kata Wamentan, apa yang mereka lakukan jauh lebih efektif dan efisien dibandingkan penanganan setelah serangan meluas.

“Kalau hama sudah banyak, biayanya besar, dampaknya luas, dan biasanya petani terpaksa pakai pestisida. Padahal pestisida itu mahal dan punya efek negatif jangka panjang. Maka pencegahan jauh lebih baik daripada mengobati,” tegasnya.

Wamentan menekankan pentingnya penanganan hama dan penyakit yang dapat berpengaruh pada produksi pertanian. Tugas BBPOPT tidak sekadar merespons serangan hama, melainkan melakukan deteksi dini dan peramalan berbasis pola agar ancaman bisa diantisipasi sejak awal.

“Ini adalah balai besar yang kerjanya bagaimana meramalkan dan menanggulangi hama yang kemungkinan akan menyerang tanaman kita, bisa padi, jagung, buah-buahan, dan lainnya,” tutur Sudaryono seperti dikutip astakom.com dalam siaran persnya, Sabtu (17/5).

Selain memantau dan meramalkan, lanjut Wamentan, tugas BBPOPT juga memastikan agar ancaman itu bisa ditangani sebelum berdampak luas pada produksi pangan kita.

Untuk itu, ia mengapresiasi dan mendorong peran BBPOPT Kementerian Pertanian terus melakukan deteksi dini dan langkah pencegahan hama dan penyakit.

Wamentan menambahkan bahwa tugas BBPOPT tidak sekadar merespons serangan hama, melainkan melakukan deteksi dini dan peramalan berbasis pola agar ancaman bisa diantisipasi sejak awal.

Selain itu, Wamentan Sudaryono juga berharap sinergi antara POPT, penyuluh pertanian, serta pemanfaatan teknologi informasi agar respons pengendalian hama bisa lebih cepat dan akurat.

Ke depan, ia menyebut Kementerian Pertanian akan terus memperkuat dukungan terhadap BBPOPT, baik dari sisi SDM, sarana, maupun inovasi teknologi.

“BBPOPT ini bukan hanya soal Karawang, tapi soal ketahanan pangan nasional. Peran mereka strategis, karena tanpa perlindungan tanaman yang kuat, produksi pangan kita terancam,” tutupnya.

Rubrik Sama :

Prabowo: Saya Tak Gentar, Usia 73 Tahun Bukan Halangan Lawan Korupsi

astakom, Jakarta – Presiden RI Prabowo Subianto mengungkapkan keinginannya untuk meninggalkan nama baik sebagai pemimpin bangsa dan ia tidak segan untuk melawan segala bentuk...

Prabowo ke Kader Gerindra: Kalau Tak Berhasil, Jangan Harap Saya Maju Lagi

astakom, Jakarta – Presiden RI Prabowo Subianto mengatakan jika dalam lima tahun kepemimpinannya tidak ada keberhasilan, ia tidak ingin maju kembali jadi calon presiden. Hal...

Swasembada Bukan Mimpi, Prabowo Bangga Beras RI Tertinggi Sepanjang Sejarah

astakom, Jakarta – Presiden RI Prabowo Subianto menyatakan Indonesia sudah menuju ke arah swasembada dan itu bukanlah mimpi semata. Ia menyebut produksi beras dan...

Bisnis Waralaba Bisa Jadi Jalan Ninja UMKM Naik Kelas

Menteri Usaha Kecil dan Menengah (UMKM), Maman Abdurrahman, mendorong pengembangan sektor waralaba sebagai strategi percepatan naik kelas bagi pelaku usaha mikro.

Update