astakom, Jakarta – Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif CEPA antara Indonesia dan Uni Emirat Arab (IUEA-CEPA), yang telah ditandatangani sejak tahun 2022, akhirnya mulai menunjukkan hasil konkret di sektor pertanian.
Pasalnya berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), neraca perdagangan produk pertanian Indonesia dengan UEA sepanjang tahun 2024, telah berhasil mencatat surplus signifikan sebesar USD 499,89 juta.
Baca juga
Hal ini mengemuka dalam pertemuan antara Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) RI, Sudaryono dan Duta Besar UEA untuk Indonesia, Abdulla Salem Al Dhaheri di Kantor Pusat Kementan, Jakarta, pada Jumat (16/5) kemarin.
“Selama 2023, kami telah melihat buah dari CEPA, termasuk peningkatan signifikan dalam neraca perdagangan. Kami melihat potensi besar untuk menjembatani kepentingan kedua negara,” ucap Al Dhaheri dalam pertemuan tersebut, seperti dikutip astakom.com, Sabtu (17/5).
CEPA sendiri membuka jalan bagi penghapusan berbagai hambatan tarif dan non-tarif, yang secara langsung memberi ruang ekspor produk pertanian Indonesia untuk tumbuh pesat di kawasan Teluk dan seterusnya.
Produk-produk unggulan Indonesia, seperti telur, ayam, buah-buahan, kelapa sawit, dan cengkeh menjadi andalan dalam hubungan dagang kedua negara.
Wamentan Sudaryono menilai UEA sebagai mitra kunci dalam ekspansi pasar global. Ia menegaskan pentingnya memperluas kerja sama ekspor dan pengolahan produk pertanian demi meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk Indonesia di pasar internasional.
“Kita kan ingin meningkatkan ekspor ya. Kita ingin meningkatkan jumlah yang kita bisa ekspor langsung ke seluruh dunia, dan kita butuh channel-channel itu. Salah satu channelnya adalah melalui Uni Emirat Arab,” jelasnya.
Melalui kemitraan ekonomi yang makin erat dan implementasi CEPA yang efektif, Indonesia optimistis dapat terus memperbesar volume dan nilai ekspor produk pertanian sekaligus memperkuat ketahanan pangan nasional lewat investasi strategis.